Di sebuah sekolah yang berada di tengah perumahan Kota Bogor, seorang guru yang bernama Yusuf mengajar di SDIT Al-Khairiyah. Disamping mengajar, ia juga memiliki tugas tambahan sebagai wakil kepala sekolah di bidang kesiswaan.
Di sekolah, Yusuf dikenal sebagai guru yang baik, ramah, dapat berkolaborasi dan berinteraksi dengan baik kepada rekan sejawat, staf yayasan dan kepala sekolah. Pada kegiatan tertentu, ia beberapa kali diberikan amanah untuk menjadi ketua atau penanggung jawab dalam memonitoring dan membersamai kegiatan-kegiatan di luar kesiswaan untuk menyukseskan kegiatan tersebut.
Hari itu, Yusuf dipanggil kepala sekolah untuk menemuinya di ruang kepala sekolah. Ia kemudian membuka pintu ruang kepala sekolah dan mengucapkan salam. Setelah itu, kepala sekolah mempersilahkan duduk dan memberikan informasi dari pengawas dan merekomendasikan beberapa guru mengikuti seleksi calon guru penggerak untuk meningkatkan mutu rapor sekolah.
“Bagaimana pak apakah bersedia untuk mengikuti seleksi calon guru penggerak? apabila bersedia, segera ditindaklanjuti dan semoga berhasil.” tanya kepala sekolah.
“Baik bu, Insya Allah akan saya coba usahakan.” jawab Yusuf.
“Alhamdulillah, silahkan dipelajari dan dipersiapkan persyaratan-persyaratannya, nanti bapak masuk group coaching klinik CGP Kota Bogor untuk mendapatkan informasi dan mendapatkan bimbingan dari koordinator jika menemukan kesulitan.” ungkap kepala sekolah.
“Baik bu, terima kasih atas informasinya.” balas Yusuf.
Setelah itu, Yusuf keluar ruang kepala sekolah dan melanjutkan kegiatan mengajar seperti biasanya.
“Kring, kriiiiiiing, kriiiing...,” suara bel pulang berbunyi.
“Ayo anak-anak sebelum pulang kita berdoa sesuai dengan keyakinan kita masing-masing! semoga selamat sampai tujuan dan kalian pulang membawa ilmu yang bermanfaat. Silahkan sekarang giliran Samuel yang memimpin doa!” ujar Yusuf.