Kembali lagi saya akan mengeluarkan konsep-konsep yang ada di pikiran saya kedalam sebuah coretan kecil yang saya sendiri pun sadar ini coretan yang belum sempurna jadi mohon kritikan dan saran. Dan semoga menjadi berkah yang bermanfaat bagi yang membaca, penulis dan yang hanya sekedar numpang lewat. Amin
Dan di coretan kali ini saya akan menjelaskan tentang sebuah program yang dilakukan PSSI dalam pengembangan sepak bola Indonesia yaitu NATURALISASI. Berikut Ulasanya J
Sekarang PSSI sedang gencar-gancarnya menaturalisasi para pemain asing yang berlaga di ISL untuk berganti menjadi kewarganegaraan. Walupun pemain tersebut tidak mempunyai garis keturunan Indonesia. Dan yang baru-baru ini dinaturalisasi adalah Bio paulin pemain Persipura. Jika di total sangat banyak sekali pemain yang di naturalisasi oleh PSSI, dimulai dari Cristian gonzales, irfan bachdim, kim jefrey, greg nwokolo, viktor igbonefo dan masih banyak lagi. Hal tersebut dilakukan bukan tanpa alasan. Program naturalisasi tersebut digagas PSSI bukan tanpa alasan, melainkan untuk membuat sepak bola indonesia menjadi lebih baik dan disegani di mata internasional. Tapi realitanya malah semakin buruk, seperti contoh pada piala AFF 2014 kemaren tim nasional indonesia tidak lolos pada babak penyisihan dan bahkan dikalahkan filipina dengan skor 4-0. Padahal tim nasional di huni oleh banyak pemain naturalisasi seperti Cristian gonzales, rafael maitimo dan Viktor igbonefo. Bahkan permainan timnas jauh dari kata indah, permainan timnas sangat menoton dan menjenuhkan bahkan tidak layak untuk ditonton. Dari pertandingan AFF tersebut sudah jelas bahwa tidak kontribusi positif dari para pemain naturalisasi, malah membuat permainan timnas semakin buruk. Tapi PSSI tetap melakukan program naturalisasi, sungguh sangat mengecewakan sekali. Seakan-akan PSSI kurang percaya dengan kemampuan pemain asli Indonesia.
Prestasi timnas senior sungguh berbanding terbalik dengan perminan timnas u-23 dan u-19 yang tanpa pemain naturalisasi tapi tetap berprestasi di kancah internasional. Seperti contoh timnas u-19 yang tidak usah diragukan lagi presastasi dan pola permainanya yang sangat membanggakan. Menjuarai piala AFF dan juara group pada kualifikasi piala asia sudah menjadi bukti kualiatas anak-anak muda asli indonesia dan memunculkan banyak bintang baru yang mempunyai skill luar biasa seperti Evan dimas, Muklis hadi, Hansamu yama, Paulo sitanggang dan masih banyak lainya. Begitupula dengan timnas u-23 permainan dan prestasi juga cukup membanggakan dengan menjadi runner up sea games dan perempat final asian games. Permainan timnas u-19 dan u-23 sangat enak untuk ditonton, dengan skill individu dan permainan 1 2 membuat para penonton lebih memilih untuk menonton garuda muda daripada timnas senior. Seharusnya PSSI menghentikan program naturalisasi dan harus memperhatikan perkembangan usia muda karena bakat-bakat pemain pribumi sangat berkualitas, Pemain muda indonesia sekarng sudah mempunyai skill diatas pemain naturalisasi dan pemain senior. Dan saya sangat yakin jika timnas senior berlaga melawan garuda pasti akan di menangkan garuda muda, karena secara skill dan pola permainan garuda muda unggul jauh dari para pemain timnas senior.
Pemilihan pelatih juga sangat menentukan bagi siapa-siapa yang akan dipilih ke timnas senior, dan jika pelatihnya benny dolo ya sudah jelas hanya itu-tu saja pemainya dan tidak akan membawa perubahan mencolok pada permainan indonesia yang terkenal dengan long ball. Penulis sendiri cenderung sangat menyukai Indra sjafri dan aji santoso dikarenakan lebih berfokus kepada pemain muda dengan gaya permainan posesion ball. Jika timnas senior mulai dari sekarang dihuni oleh pemain muda dibawah umur 23 tahun dengan pelatih yang saya sebutkan tadi maka prestasi timnas indosia akan lebih bagus dan akan bisa bersaing di asia. Saya bisa pastikan itu.
Sekian coretan kali ini, mohon maaf jika ada yang tersinggung dari coretan penulis. Ini semata-mata melalui pengamatan penulis yang sangat peduli dengan kemajuan timnas Indonesia.
Wassalamualikum Wr..Wb
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H