Mohon tunggu...
Yusuf Anwar
Yusuf Anwar Mohon Tunggu... -

Penulis iseng-iseng, Penginspirasi isapan jempol, Pengamat yang belum tamat

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politik Dagang Sayur ala PKS

21 Juni 2013   11:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:39 682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

PKS menjadi berita mahal di negeri ini. Setiap kejadian yang terjadi pada PKS sudah dinanti wartawan dan pembuat berita bahkan penonton. Apakah yang akan terjadi pada PKS selanjutnya? Ia adalah fenomena perpolitikan Indonesia. Rating sebuah program televisi akan meningkat dan menarik ditonton saat Partai Islam ini ditayangkan. Berita tentang PKS akan terus diulang-ulang mengalahkan iklan yang dibayar mahal sekalipun.

Haters dan sebagian bloggers menilai PKS memainkan politik dagang sayur. Setidaknya itu penilaian yang tertangkap dari berbagai forum baik dunia nyata maupun dunia maya. Kenapa PKS jualan sayur? Apa dan bagaimana politik dagang sayur ala PKS ini? sebagian haters PKS yang mbludak melihat PKS sebagai partai munafik. Bahkan tidak jarang menisbatkan berbagai titel jasa kepada PKS atas fenomena yang belum jelas kebenaran hukumnya. Tapi itu sudah biasa di Indonesia, bagi mahluk kecil, cenderung dihajar dulu habis-habisan, perkara dia itu bersalah atau tidak bukan urusan mereka. Main hakim sendiri memang sudah mengakar budaya di negeri ini.

Politik dagang sayur diidentikkan dengan kacamata negatif. Ia bentuk kecurangan dalam bisnis jual beli (politik). Benarkah begitu? Mungkin karena masyarakat sudah terbiasa dengan praktik bisnis yang curang dan licik maka penilaian itu digeneralisir. Begitupun dalam berpolitik. Politik menjadi alat merengkuh kekayaan dan kekuasaan dengan cara-cara pelakunya masing-masing. Namun apakah semua orang yang memasuki dunia politik juga curang seperti yang lain? Apakan semua anggota DPR itu koruptor? tentu terlalu bodoh jika orang menilai general seperti itu. Politik dagang sayur ala PKS  pun harus dilihat dari aksi dan kinerja PKS selama partai ini memasuki dunia politik di Indonesia.

Dalam sejarah Islam, Rasulullah Saw terkenal sebagai pedagang yang handal. Beliau dipercayai berbagai ekspedisi dagang bahkan lintas negara saat itu. Kepiawaian dan kejujuran Muhammad berdagang membuat masyarakat memberinya gelar Al Amin saat ia masih muda dan belum menjadi Nabi. Sejak menjadi Nabi, para musyrikin tetap mengakui kejujuran dan keamanahan Muhammad walau mereka tidak menerima dakwah dan ajarannya. Transaksi dagang dan penitipan barang tertentu masih dipercayakan kepada beliau.

PKS menjadikan Nabi Muhammad sebagai teladan baik dalam kehidupan pribadi, berkeluarga, bertetangga, berbisnis bahkan hingga berpolitik. Karena Rasulullah juga pemimpin negara saat di Madinah. Dari sini, politik dagang sayur ala PKS tidak bisa disamakan dengan Politik dagang sayur ala partai lain. Jika pelaku lain menghendaki harga bahan tertentu naik, PKS menolak. Jika pelaku lain menerima biaya tambahan dan tindakan curang, maka PKS mencoba jujur dan amanah. PKS dinilai pengamat politik sebagai satu-satunya partai yang transparan dalam keuangan dan struktur kepartaian.

Dalam dunia riil saat ini, memang susah mencari pedagang yang jujur dan adil. Ia menjadi barang langka. Jika ia ada dalam sebuah pasar, maka musuhnya akan banyak seperti pedagang curang lainnya, pemain curang dan lain sebagainya. Kenyamaan dan keberlangsungan bisnis miring mereka terancam. Apakah keberadaan PKS juga ditakuti di panggung politik Indonesia? Setidaknya masyarakat dapat menilai. Karena hati nurani selalu menilai bukan hanya yang terlihat tetapi juga yang tersembunyi. Langkah dan kerja nyata kader PKS di tingkat atas dan bawah, bahkan kader dan simpatisan selalu dinanti dan dirindukan.

Selamat Bekerja untuk Indonesia Adil dan Sejahtera.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun