Mohon tunggu...
Yusuf Abdillah
Yusuf Abdillah Mohon Tunggu... profesional -

Pencinta Olahraga, khususnya sepak bola http://yusufabdillah.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

El Clasico Nan Klasik

26 November 2010   03:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:17 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12907397891706420376

El Clasico, El Derby Espanyol, the Clash of the Titans, atau apalah sebutan lainnya, laga Barcelona melawan Real Madrid memang tak boleh dilewatkan. El Clasico bukan sekadar pertarungan dua klub raksasa Spanyol, lebih daripada itu. Berbeda dengan rivalitas lainnya, persaingan Barca dan Madrid juga menjadi perang ideologi antara dua bangsa, Catalan dan Castila. Jadi, rivalitas antara Liverpool kontra Manchester United atau AC Milan melawan Inter Milan bukanlah tandingan. El Clasico memiliki akar sejarah kuat dalam perjalanan negeri Spanyol. Dalam buku Morbo: The Story of Spanish Football, karya Phil Ball, El Clasico adalah pengadegan ulang Perang Saudara Spanyol. Dahsyat. Khusus musim ini, pada edisi ke-161 di La Liga, pertarungan digaransi bakal lebih dahsyat. Paling tiga tidak seperti dua tahun ke belakang, di mana Barca begitu mendominasi. Tak hanya itu, duel juga akan mempertemukan dua pelatih peraih treble, Jose Mourinho yang meraihnya bersama Inter musim lalu dan Pep Guardiola musim sebelumnya. Tiap kali laga besar terjadi, selalu saja ada momen yang sulit hilang dari memori. Musim lalu, Barcelona sukses meraih kemenangan back-to-back. Di pertemuan pertama, Barca yang menjadi tuan rumah unggul lewat gol semata wayang Zlatan Ibrahimovic. Saat bertandang ke Santiago Bernabeu, Barca kembali digdaya berkat gol Lionel Messi dan Pedro Rodriguez. Hasil back-to-back ini merupakan pengulangan dari hasil musim sebelumnya. Namun, hasil musim 2008/09, Barca memang tak bisa dilawan oleh Madrid. Bayangkan, saat di Nou Camp mereka menang 2-0 lewat pertarungan ketat nan seru. Gol Barca dicetak Messi dan Samuel Eto'o. Tapi, saat duel di Santiago Bernabeu, Barca justru menang terbilang mudah. Enam gol dilesakkan Thierry Henry (2 gol), Messi (2), Carles Puyol, dan Gerard Pique. Sedangkan Madrid hanya mampu membuat 2 gol lewat Gonzalo Higuain dan Sergio Ramos. Ini adalah kekalahan kandang terbesar Madrid dalam sejarah El Clasico. Masih ingat El Clasico edisi pertama musim 2005/06? Saat itu, Ronaldinho mencetak dua gol spektakuler dalam kemenangan 3-0 Barcelona di kandang Madrid. Saking hebatnya aksi Ronaldinho, pendukung tuan rumah pun memberi aplaus. Ronaldinho pun menjadi pemain Barcelona pertama yang mendapat standing ovatiion dari pendukung Madrid. Terkait dengan sejarah, tak akan seru jika tak menyinggung pemain yang membelot. Terhitung ada 18 pemain yang berpindah secara langsung. Jumlah tersebut bertambah menjdi 33 pemain jika termasuk pemain yang pindah setelah terlebih dulu memperkuat klub lain, seperti Ronaldo (Barca-Inter-Madrid). Dari 18 pemain yang hengkang langsung, hanya 3 yang hijrah dari madrid ke Barca. Meski sudah sering terjadi, tak semua perpindahan menjadi ramai. Hanya dua pemain yang kepindahannya mengundang "huru-hara", yaitu Luis Enrique dan tentu saja Luis Figo. Jelang El Clasico yang akan menjadi pertemuan ke-212 sepanjang sejarah  ini, jika ada sosok yang menjadi incaran pendukung Barcelona, dia pastilah Mourinho. Ya, Mou sempat menjadi bagian Barcelona saat menjadi asisten pelatih Bobby Robson dan Louis van Gaal. Selain itu, musim lalu, Mourinho bersama Inter menyingkirkan Barca di Liga Champions. Mourinho mungkin saja dibenci dan menjadi incaran penonton. Namun, Mou bisa dikatakan adalah musuh bagi Messi. Katakan saja Mou memiliki formula anti-Messi. Bagaimana tidak, Messi tak pernah mencetak gol melawan tim yang dilatih Mou. Messi melakukan debut profesionalnya saat Barca melawan Porto asuhan Mou. Messi yang berusia 16 tahun, 145 hari itu masuk sebagai pengganti. Laga itu sendiri dimenangi Porto 2-0. Sejak saat itu, sepertinya Messi selalu apes, tak pernah mncetak gol tiap kali melawan timnya Mou. Puncaknya musim lalu saat Mou menangani Inter. Tak heran jika Mou mendapat julukan baru "the Man Who Stopped Messi". Pertemuan keduanya kali ini menjadi menarik karena Messi sendiri tergolong subur dalam El Clasico, 7 gol dalam 7 El Clasico (termasuk hat-trick pada 2006/07). Saat ini Messi sendiri menjadi kandidat pichichi (pencetak gol terbanyak La Liga) bersama Cristiano Ronaldo. Uniknya lagi, jika Messi tak pernah mencetak gol ke gawang tim asuhan Mourinho, Ronaldo justru mandul saat menghadapi Barcelona. Jadi, amat rugi rasanya jika melewatkan duel besar di tahun ini. (Dari berbagai sumber) PARA PEMBELOT BARCA KE MADRID Alfonso Albéniz  (1902) Charles Wallace  (1906) José Quirante  (1906) Alfonso Albéniz (1911) Arsenio Comamala (1911) Walter Rozitsky (1913) Josep Samitier (1932) Alfonso Navarro (1950) Justo Tejada (1961) Evaristo de Macedo (1962) Fernand Goyvaerts (1965) Bernd Schuster (1988) Luis Milla (1990) Michael Laudrup (1994) Luís Figo (2000) MADRID KE BARCA Luciano Lizarraga (1905) Lucien Muller (1965) Luis Enrique (1996)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun