[caption id="attachment_75808" align="alignleft" width="300" caption="Cedera memaksa Gerrard absen 4 pekan (google)"][/caption] Sekali lagi kicauan di Twitter "menghebohkan" dunia olahraga. Saat menyaksikan laga uji coba Inggris melawan Prancis, saya prihatin sekaligus cemas melihat Steven Gerrard cedera saat pertandingan berjalan 80 menit. Belakangan diketahui Gerrard harus beristirahat 4 pekan. Rasa penasaran pun muncul, mengapa Gerrard harus bermain penuh (jika tak diganti karena cedera) dalam sebuah laga uji coba. Padahal, pemain lain macam Rio Ferdinand, Gareth Barry, atau Theo Walcott hanya tampil satu babak. Bukankah Fabio Capello mengetahui jika Gerrard merupakan pemain yang sangat dibutuhkan klub, Liverpool? Kemudian, rasa penasaran berubah menjadi terkejut setelah membaca kicauan Darren Burgess di Twitter. "Sungguh amatir dan kini kami harus membayar tindakan tak kompeten mereka. Sangat memalukan. Mereka sama sekali mengacuhkan kesepakatan dan sejarah," tulis Burgess, Head of Fitness and Conditioning Liverpool, di akunnya. Burgess juga menambahkan jika FA, timnas Inggris, dan Liverpool sudah sepakat untuk hanya memainkan Gerrard paling lama 60 menit demi menjaga kebugarannya. Karena mengundang kontroversi, Burgess pun akhirnya menghapus kicauannya tersebut. Ya, kicauan yang berdampak besar. Wajar jika Burgess berkicau karena rasa frustrasi. Namun, media yang dipilih Burgess untuk menyampaikan informasi yang sejatinya hanya untuk kalangan terbatas membuat masalah ini jadi menarik. Dengan adanya media sosial macam Twitter dan Facebook, tugas press officer klub memang harus bekerja keras membatasi informasi yang keluar. Bagaimana tidak, kini nyaris semua pihak dalam klub bisa bersuara. Memang, hampir semua klub memiliki aturan tentang bagaimana pemain dan staf bertindak, termasuk dalam penggunaan jejaring sosial. Pada Piala Dunia lalu, tak sediki tim yang melarang pemain menggunakan twitter dan facebook. Tapi, kebocoran tetap saja terjadi. Contohnya terjadi di Aston Villa beberapa waktu lalu. Saat itu, banyak pendukung Villa, juga media, yang sudah mengetahui jika Gerard Houllier akan menjadi pelatih baru mereka. Padahal, saat itu belum ada pengumuman resmi dari klub. Rupanya, kabar itu disebarkan oleh "pihak dalam" lewat twitter. Di luar sepak bola, tahun lalu NBA mengeluarkan aturan tentang penggunaan jejaring sosial. NBA melarang pemain, pelatih, staf, dan semua pihak terkait menggunakan jejaring sosial 45 menit sebelum pertandingan hingga semua hal terkait pertandingan (konferensi pers dll) selesai. Aturan serupa diterapkan NFL (American Football). Beberapa waktu lalu, panitia turnamen tenis Grand Slam US Open juga mengeluarkan larangan penggunaan twitter di ruang ganti oleh pemain. "Saya pikir, sungguh aneh jika US Open mencoba membuat aturan tentang twitter-an kami," kata Andy Roddick, petenis asal AS. (Dari berbagai sumber)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H