Hidup di jalanan itu sebenarnya pertarungan. Pertarungan melawan hasrat--menerima yang tidak biasanya kita inginkan. Barangkali kalian juga pernah merasainya.
Malam itu waktu belum terlalu jauh dari waktu isya, kami bertolak dari Mentok ke jalan-jalan. Tidak tahu mau ke mana, hanya mengikuti gerak kaki dan canda tawa. Itu semua merupakan refleksi mengusir resah di dada.
Sisa hujan siang tadi masih meninggalkan bekas di aspal. Bangku-bangku di Taman DPR pun masih sedikit basah, sedang lampu remang-remangnya terlihat seperti memberikan sebuah isyarat ke perenungan.
Kami memilih kursi panjang yang letaknya tak jauh dari pintu taman. Alunan musik jaz dari dalam Gedung Olahraga menjadi samar-samar terdengar. Sedang kami tak saling bicara, hanya memandangi lampu-lampu taman.
Begitulah, kami seakan berada dalam suatu wilayah alam semesta yang aneh, tidak lagi sepenuhnya terkurung dalam lumpur dunia atau sepenuhnya bebas dalam kemurnian surga. Kami hanya merasa kalau di jalan, kami dapat berhubungan langsung dengan Mahakuasa.
Selasa, 18 Februari 2020.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI