Seseorang bertanya padaku beberapa pekan lalu, apakah aku sudah menemukan apa yang aku cari setelah resign?Â
Pertanyaan ini cukup menggelitik karena setelah satu tahun aku memutuskan untuk keluar dari kantor sebelumnya, ternyata kebutuhan untuk mencari dan mencapai itu masih ada.Â
Aku hanya bisa menjawabnya bahwa keputusan ku untuk resign adalah keputusan tepat. Bukan berarti bahwa tepat yang kumakskud selalu gembira dan tidak mengalami lelah atau ketakutan lainnya, hanya previllegenya yang kudapatkan berbeda.Â
Aku dapat melakukan suatu hal tanpa perlu mengikuti aturan-aturan yang cukup menguji kesabaran ku. Â
Bagiku, memutuskan untuk resign sendiri adalah hasil sebuah proses berpikir dalam waktu yang relatif tidak singkat. Proses resign ku sendiri memakan waktu 6 tahun setelah bekerja di kantor sebelumnya.Â
Perjalanan resign sendiri adalah perjalan yang cukup rumit karena selalu ada emosi-emosi yang menyertaiku.Â
Aku harus berhadapan dengan kecemasan, ketakutanya, serta kebiasaan yang telah terbentuk begitu lama harus tiba-tiba beralih, sehingga hal ini membuat maju mundur keputusan resign-nya memakan waktu.Â
Apalagi posisi ku saat itu belum ada jaminan sumber pemasukan ku akan datang dari tempat yang mana. Bukannya aku tak percaya akan jalannya rezeki, tapi sebagai manusia kita pun perlu perencanaan yang matang untuk menjalaninya bukan?Â
Selebihnya bagaimana  persiapan yang telah ku susun tadi dapat berjalan semuanya atas izin Allah akan mengatur.Â
Hal ini mungkin berbeda dengan seseorang yang memang akan berpindah karena ia sudah diterima di tempat lainnya, mungkin tidak terlalu lama untuk mengeksekusi keinginannya.Â