Saya tidak pernah tau kapan persisnya saya mulai jatuh hati pada buku-buku. Saya cuma ingat masa kelas 3 SD, ketika saya menemukan buku, tepatnya komik, milik sepupu yang kebetulan memiliki cukup uang dan akses untuk membeli buku-buku mahal. Maklum saat itu saya tinggal di kota kecamatan kecil di daerah Cianjur, bersama orangtua yang mendapat tugas dinas disana.
Komik ini bukan komik biasa, sebab berkisah soal tokoh-tokoh dunia. Waktu itu komik yang saya baca berkisah tentang Christopher Colombus, pelaut Italia yang didanai ratu Spanyol untuk mengarungi Samudra Atlantik. Sejak saat itu saya gandrung pada buku, khususnya buku-buku sejarah.
Waktu berlalu, dan tanpa sadar kamar kecil saya sudah sesak oleh tumpukan buku. Rak buku yang tersedia sudah penuh dengan buku dan bahan pustaka lainnya. Agaknya sudah cukup mengkhawatirkan sebab tumpukannya sudah nyaris memenuhi kamar saya. Saat merapihkannya tanpa sengaja saya menemukan sebuah buku, yang bisa dibilang merupakan buku pertama yang saya beli sendiri.
Saat membuka lembar pertama buku tersebut, yang sampul depannya sudah kusam, saya menemukan identitas saya (lengkap dengan tandatangan yang masih sangat cupu) serta tanggal pembelian buku tersebut. Kebiasaan menuliskan nama dan membubuhkan tanda tangan ini menjadi kebiasaan yang terus berlangsung sampai sekarang (agaknya hampir semua orang melakukannya).
Di lembar pertama di buku “pertama” itu tertulis : “Yustisia Rahman, 20 Juni 1997”. Rupanya sudah hampir 13 tahun buku ini bersama saya. Melihat waktu pembeliannya agaknya buku ini saya beli saat libur panjang kenaikan kelas SMP (kelas 1 ke kelas 2). Yang saya ingat buku ini saya beli di pasar swalayan Ramayana Kramat Jati (saat itu saya sudah pindah ke Jakarta) yang memiliki spot penjualan stationery dan buku-buku.
Sebelumnya saya memang sudah melirik buku ini, namun berhubung uang saku pas-pas an, saya harus bersabar menabung untuk membeli buku itu. Kalau tidak salah harganya sekitar 10 ribua-an. Uang terkumpul dan saya membelinya.
Lucunya ada perasaan takut saat membeli buku ini. Maklum saya dibiasakan untuk tidak memboroskan uang dan tidak membeli barang-barang “mahal”. 10 ribu saat itu adalah harga yang mahal buat saya. Maka saya pulang ke rumah dengan menyembunyikan buku “pertama” itu. Lucu juga kalau mengingatnya sekarang.
Buku “pertama” itu adalah buku sejarah. Halaman awalnya berisitentang riwayat singkat peradaban manusia yang dibuat secara kronologis. Buku ini sendiri berisi riwayat singkat 100 orang yang paling berpengaruh dalam sejarah, Yup. Buku “pertama” ini tak lain adalah buku “Seratus Tokoh Yang Paling Berpengaruh Dalam Sejarah” karya Michael Hart yang diterjemahkan oleh Mahbub Djunaidi. Mungkin ini buku pertama yang mengenalkan kepada saya secuil pemikiran tokoh-tokoh dunia.
Mulai dari ilmuwan, penemu, pemimpin militer, negarawan, politisi, filsuf, hingga pemimpin agama. Saking senangnya dengan buku ini, saya hampir selalu membawanya saat pelajaran sejarah di SMP dulu. Mungkin gara-gara buku itu pula saya (waktu itu kelas 2 SMP) pernah mengajukan pertanyaan “bodoh” pada guru sejarah : “kenapa pemimpin-pemimpin dunia itu banyak yang tentara. Bahkan pak Harto juga tentara”.
Musababnya dalam buku “seratus tokoh” itu saya menemukan kalau hampir semua pemimpin/politisi adalah juga seorang militer (Washington, Napoleon, Nabi Muhammad dll). Kalau tidak salah kejadian itu saat saya di kelas 2 SMP sekitar tahun 1997, walhasil guru sejarah saya cuma tersenyum simpul tanpa memberikan jawaban.