Mohon tunggu...
Yustisia Kristiana
Yustisia Kristiana Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi

Mendokumentasikan catatan perjalanan dalam bentuk tulisan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menyusuri Keagungan Kelenteng Tay Kak Sie di Semarang

28 Januari 2025   11:15 Diperbarui: 28 Januari 2025   19:07 264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Altar di Kelenteng Tay Kak Sie (foto: dokumentasi pribadi)

Perayaan Tahun Baru Imlek 2025 berdekatan dengan Isra Miraj, sehingga pemerintah menetapkan cuti bersama pada tanggal 28 Januari 2025. Momentum ini menciptakan libur panjang yang sempurna untuk berwisata, termasuk menjelajahi kota-kota terdekat.

Jika Kota Semarang menjadi pilihan destinasi, Kelenteng Tay Kak Sie adalah salah satu daya tarik wisata yang wajib dikunjungi.

Sejarah Kelenteng Tay Kak Sie

Berada di kawasan Gang Lombok, Kelenteng Tay Kak Sie menawarkan pengalaman wisata budaya yang memikat. Selain terkenal dengan lumpia legendarisnya, daerah ini juga menjadi rumah bagi kelenteng terbesar di Semarang.

Begitu melangkah masuk ke area kelenteng, pengunjung akan disambut oleh patung gagah Laksamana Cheng Ho yang berdiri megah di halaman.

Patung Laksamana Cheng Ho (foto: dokumentasi pribadi)
Patung Laksamana Cheng Ho (foto: dokumentasi pribadi)
Dibangun pada tahun 1746, nama "Tay Kak Sie" berarti "Kuil Kesadaran Agung," yang ditorehkan pada pintu masuknya. Nama ini diberikan oleh Kaisar Dao Guang dari Dinasti Qing pada masa pemerintahannya (1821–1850).

Kelenteng ini memikat perhatian dengan keindahan arsitekturnya yang sarat ornamen khas Tionghoa. Atapnya dihiasi dengan sepasang naga yang sedang memperebutkan matahari, simbol yang kaya makna dalam tradisi Tionghoa.

Harmoni Altar

Bagian dalam kelenteng didominasi warna merah yang merupakan lambang keberuntungan, dengan jajaran lilin besar yang menyala terang. Di tengah bangunan berbentuk persegi, terdapat "sumur langit" atau Tien Ching, sebuah lubang terbuka di atap yang menjadi pusat altar utama.

Sumur langit di tengah bangunan kelenteng (foto: dokumentasi pribadi)
Sumur langit di tengah bangunan kelenteng (foto: dokumentasi pribadi)
Di altar ini, patung Buddha berwarna emas dikelilingi oleh patung dewa-dewi, lilin besar, bunga segar, dan buah-buahan, menciptakan suasana sakral yang menenangkan hati.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun