Senyum sumringah terpancar dari para penerima sertifikasi desa wisata berkelanjutan pada 7 Desember 2021 lalu. Sertifikat ini diserahkan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno. Salah satu penerima sertifikasi desa wisata berkelanjutan adalah Desa Wisata Kebonagung.
Desa Wisata Kebonagung merupakan salah satu desa wisata yang terletak di Imogiri, Kabupaten Bantul, Provinsi DI Yogyakarta. Desa wisata ini sudah mulai dirintis sejak tahun 1998. Desa Wisata Kebongagung menawarkan suasana pedesaan dengan ragam aktivitas pertanian serta budaya. Daya tarik wisata utama yang ditawarkan adalah Bendung Tegal, yang merupakan bendungan yang membentang di aliran Sungai Opak yang menjadi sokoguru pertanian organik di Desa Kebonagung.
Gempa yang melanda wilayah Bantul pada tahun 2006, memberikan dampak yang sangat besar bagi Desa Kebonagung. Rumah-rumah masyarakat hancur dan butuh waktu yang tidak sebentar untuk dapat membangun kembali. Namun kini kondisi Desa Kebonagung sudah baik. Saat ini banyak rumah dibangun dengan konstruksi tahan gempa, termasuk juga homestay yang dapat mendukung wisata di Desa Kebonagung. Desa ini kemudian juga dikenal sebagai desa tangguh bencana.
Sertifikasi Desa Wisata Berkelanjutan
Sertifikasi desa wisata berkelanjutan adalah proses dan tonggak capaian bagi setiap desa wisata. Sertifikasi merupakan suatu upaya untuk menilai dan menentukan status mutu standar serta kualitas keberlanjutan suatu desa wisata berdasarkan standar mutu yang telah ditetapkan. Sertifikasi juga adalah prosedur yang mengaudit dan memberikan jaminan tertulis bahwa fasilitas, produk, proses, sistem pelayanan atau manajemen memenuhi standar tertentu. Sertifikasi memberikan jaminan kepada para wisatawan akan kualitas desa wisata sehingga diharapkan dapat meningkatkan loyalitas dari wisatawan dan pemangku kepentingan di desa wisata. Â
Lalu apa manfaat sertifikasi? Dengan sertifikasi, maka terdapat peningkatan kesadaran dari pemangku kepentingan untuk melaksanakan praktik pariwisata berkelanjutan. Hal ini juga bentuk dukungan terhadap pelestarian bumi dengan pelaksanaan kegiatan perjalanan yang ramah lingkungan. Sertifikasi merupakan pengakuan terhadap standar operasi yang tinggi dan bermanfaat saat mengajukan permohonan penghargaan, lisensi atau izin. Sertifikasi juga menumbuhkan tanggung jawab terhadap kegiatan pemasaran yang akan menekankan pada produk yang berkelanjutan, menciptakan koneksi kemitraan yang bermakna, dan hubungan peningkatan nilai yang dapat memperluas jangkauan program pariwisata berkelanjutan di Indonesia.
Desa wisata terdorong untuk mengembangkan produk dan layanan wisata yang menerapkan prinsip-prinsip berkelanjutan, mulai dari pengelolaan berkelanjutan, keberlanjutan sosial ekonomi, keberlanjutan budaya, dan keberlanjutan lingkungan.
Perlunya Perbaikan
Mengubah desa menjadi sebuah desa wisata bukanlah perkara mudah. Tidak semua desa dapat dijadikan desa wisata. Pada saat sebuah desa akan dikembangkan menjadi desa wisata maka harus memiliki potensi wisata, hal ini kemudian didukung dengan minat dan kesiapan masyarakat terhadap pengembangan desa wisata. Selain itu desa wisata yang akan dikembangkan hendaknya memiliki konsep yang unik, yang memiliki kekhasan.
Desa Wisata Kebonagung dikembangkan menjadi desa wisata yang berbasis pertanian dan budaya. Wisatawan yang berkunjung ke desa ini akan merasakan suasana pedesaan, dapat belajar tentang kegiatan pertanian, keseharian masyarakat serta budaya. Hal ini kemudian dikemas dalam paket-paket wisata yang menggabungkan seni budaya dan edukasi.
Capaian Desa Wisata Kebonagung yang mendukung sertifikasi desa wisata berkelanjutan antara lain komitmen Pemerintah Daerah dalam mendorong pengembangan desa wisata serta kolaborasi dengan berbagai pihak untuk penjaminan mutu layanan, produk, dan pengelolaan. Diversifikasi nilai ekonomi pertanian menjadi pilar pengembangan pariwisata berbasis pertanian. Selain itu kehidupan sosial yang memiliki karakter nilai tradisional mampu menjamin ikatan sosial dalam melestarikan budaya.