Mohon tunggu...
Yustinus Sapto Hardjanto
Yustinus Sapto Hardjanto Mohon Tunggu... lainnya -

Pekerja akar rumput, gemar menulis dan mendokumentasikan berbagai peristiwa dengan kamera video. Pembelajar di Universitas Gang 11 (UNGGAS)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Catatan Pemilu Mas Romo 07: #GolPlus

25 Januari 2014   12:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:29 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mas Romo dua pemilu terakhir ini terus bergiat untuk mengajak orang-orang terdekat, mulai dari keluarga sampai kawan-kawan nongkrongnya untuk mensukseskan pemilu dengan datang ke TPS. Dalam amatan Mas Romo, dari pemilu ke pemilu, antusiasme pemilih makin menurun. Apa yang dikenal sebagai sebutan golput semakin besar jumlahnya.

“Oalah Mas, nggak penting pemilu itu, siapapun yang jadi kita-kita ini juga tetap miskin kok” begitu sering dikatakan oleh banyak orang kalau Mas Romo mengajak orang untuk ramai-ramai ke TPS. Banyak juga yang berkata “Ngapain juga memilih kalau kita sudah tahu besok-besok bakal bohong?”

Soal pemimpin yang ingkar janji, pejabat yang tak memperhatikan rakyat atau wakil rakyat yang memikirkan dirinya sendiri memang mewarnai berita setiap hari. Wajar jika kemudian masyarakat jadi apatis pada pemilihan umum. Terpilihnya pemimpin atau wakil rakyat, baik yang baru atau yang lama tapi mencalonkan diri kembali tak banyak merubah wajah dan nasib rakyat. Rakyat hanya jadi obyek, dirayu-rayu, didekati kalau menjelang pemunggutan suara, setelah itu seolah dilupakan.

“Kita harus konsekwen”, begitu yang sering diucapkan oleh Mas Romo. Perjuangan Mas Romo dilandasi oleh semangat reformasi, pembaharuan yang waktu itu didorong oleh sebagaian besar masyarakat Indonesia. Jadi kalau perubahan politik yang menelan banyak korban kemudian tidak dijaga oleh masyarakat sendiri maka bakal menjadi sia-sia.

“Cita-cita demokrasi kita bakal luntur”, itu penegasan Mas Romo.

“Kami akan milih Mas kalau ada ha-hi-hu-nya”

“Apa itu ha-hi-hu”, tanya Mas Romo

“Wah, kura kura dalam perahu ni yeee”

“Oh, pasti maksud sampeyan wani piro”, tanya Mas Romo paham.

“Lha iya lah Mas, namanya juga pesta demokrasi, ya kalau nggak bikin kita senang, nggak pesta dong”

“Jadi yang membuat senang hanya uang?” tanya Mas Romo lagi.

“Begitulah Mas, uang memang bukan segala-galanya, tapi segala-galanya bisa diperoleh kalau ada uang”, ujar seorang kawan Mas Romo berusaha melucu.

Urusan wani piro ini memang bikin pusing sekarang. Yang tidak mencalonkan diri saja pusing, apalagi yang berniat untuk maju dalam pemilihan umum. Bergerak sedikit saja perlu uang, kesana uang, kesini uang. Politik tidak murah begitu kata politisi saat ini. Tak heran ketika seseorang menceritakan dirinya hendak maju sebagai calon wakil rakyat, maka kebanyakan orang yang mendengar akan bertanya punya uang berapa sih?

“Politik itu memang transaksi, selalu ada pertukaran” ujar Mas Romo memberi pengantar dasar-dasar politik pada kawannya.

“Hanya saja pertukaran itu tidak selalu material atau jasa yang bertujuan untuk meraup suara masyarakat. Pertukaran juga tidak bersifat personal melainkan juga kolektif, tidak melanggar hukum sehingga harus terbuka di hadapan publik. Seseorang yang mendukung orang lain tentu berharap yang didukung akan melakukan sesuatu, tetapi bukan hanya pada dirinya, melainkan masyarakat, daerah, nusa dan bangsa”, terang Mas Romo panjang lebar.

“Jadi transaksi nggak dilarang kan Mas Romo”

“Ya, tidak... malah justru dianjurkan. Itu kenapa pemilih sebelum menentukan pilihan harus jadi pemilah. Pilah dulu baru pilih, begitu sederhananya”, lanjut Mas Romo.

“Jadi nggak boleh golput dong Mas Romo?”

“Ya memilih itu hak, jadi kalau mau memutuskan tidak memilih ya terserah. Kalau menurut saya masih jauh lebih baik seseorang tidak menggunakan hak pilih, atau kemudian dikenal sebagai golput. Daripada kita memilih tapi termasuk dalam golongan GolPlus, golongan yang memilih karena ada plus-plus dari peserta pemilihan”, pungkas Mas Romo

Pondok Wiraguna, 17 Januari 2014

@yustinus_esha

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun