Buat sebagian orang pencapresan Joko Widodo oleh PDIP segera direspon dengan olah dan ulah lucu-lucuan. Di media sosial beredar rekayasa foto dan gambar yang membuat siapapun yang melihatnya akan tersenyum. Untuk mereka yang urat lucunya besar dipastikan akan tertawa terpingkal-pingkal.
Orang kemudian lupa dengan seseorang lain yang menurut saya lebih cocok disebut sebagai calon presiden dagelan. Ya, Farhat Abbas, calon presiden termuda di Indonesia yang mengajukan dirinya sendiri. Lewat segala macam ulahnya, Farhat mencoba memasarkan dirinya masuk dalam atmosfer politik Indonesia dengan cara-cara yang membuat kita terpingkal-pingkal.
Farhat memilih jalan yang tidak mainstream agar dirinya diperbincangkan sebagai calon presiden. Sebagai pengacara yang lebih dekat dengan dunia keartisan, Farhat menciptakan kontroversi-kontroversi yang membuat dirinya terus diperbincangkan di jalur Infotainment.
Polah Farhat yang kadang menjengkelkan itu berhasil membawa dirinya masuk dalam orbitrasi tertinggi dalam perbincangan di jalur infotainment. Kicauan di account twitternya selalu ditunggu, bukan isinya melainkan apa akibatnya. Selain berkicau nyeleneh, Farhat juga melengkapi dirinya dengan penampilan yang tak kurang anehnya, misalnya pakaian formal dipadu dengan sepatu Crocs yang berduri-duri dengan warna mencolok.
Tapi Farhat lupa hukum dalam dunia Infotainment. Siapapun yang namanya dilambungkan oleh Infotainment akan dikuburkan pula olehnya. Farhat lupa bahwa pekerja infotainment yang kelihatan menghasilkan berita enteng-enteng adalah para penyelidik yang gigih. Dunia infotainment terbukti berkali-kali membongkar kasus yang luput dari para pekerja berita mainstream.
Pekerja infotainment telah mengumpulkan keanehan-keanehan mulai dari ketidakhadiran Farhat dalam pernikahan anak Nia Daniaty, istri Farhat. Kemudian dihubungkan dengan kedekatan Farhat dengan perempuan yang diakui sebagai juru bicara, yang ternyata tidak banyak berbicara.
Kumpulan data-data yang kemudian dirangkai menjadi informasi itu kemudian diwartakan, ada yang tidak beres dalam hubungan Farhat baik dengan juru bicara maupun dengan istrinya. Dan kemudian terbukti, rumah tangga Farhat dan Nia Daniaty, juga rumah tangga jubir dan suaminya goncang. Pernikahan Farhat dan Nia Daniaty berakhir di Pengadilan Agama.
Farhat yang ingin terus diberitakan sebagai calon presiden itu kemudian diburu oleh awak infotainment bukan soal urusan pencapresan, melainkan urusan rumah tangganya. Saking kencangnya perburuan awak infotainment, membuat Farhat lupa dan tak bisa ‘ngetwit’ lagi untuk melontarkan kontroversi.
Farhat, calon presiden termuda Republik Indonesia kemudian surut dari perbincangan. Berita di infotainment telah berganti latar. Farhat ditimpa oleh berita Bopak Castello dan Daus Mini. Dan situasi politik Indonesia yang memanas menjelang pemilu legislatif kemudian semakin mengubur kisah Farhat ke titik terdalam.
Penetapan Jokowi sebagai capres oleh PDIP juga berimbas pada ‘Presiden Dagelan’. Kini jagad pemberitaan mulai mengusung perbincangan tentang calon presiden yang sesungguhnya, calon yang punya potensi untuk memenangkan pemilu presiden 2014.
Meski demikian pantas diucapkan banyak terima kasih untuk Farhat Abbas yang telah bersedia, merelakan dirinya menjadi medium agar calon presiden diperbincangkan oleh masyarakat banyak meskipun dengan cara-cara yang diluar kebiasaan.
Pondok Wiraguna, 2 Mei 2014
@yustinus_esha
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H