Mohon tunggu...
Yustinus Sapto Hardjanto
Yustinus Sapto Hardjanto Mohon Tunggu... lainnya -

Pekerja akar rumput, gemar menulis dan mendokumentasikan berbagai peristiwa dengan kamera video. Pembelajar di Universitas Gang 11 (UNGGAS)

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Capres – Catatan tentang Calon Presiden 06: Capres Teddy Bear

8 Mei 2014   21:09 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:43 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Salah satu pimpinan partai yang jauh-jauh hari sudah menyatakan diri akan menjadi calon presiden untuk bertarung dalam pemilu 2014 adalah Aburizal Bakrie yang kemudian disingkat menjadi ARB. ARB adalah sosok yang sudah malang melintang dalam dunia bisnis, politik dan pemerintahan di negeri ini.

ARB adalah sosok yang menunjukkan diri paling lengkap dalam berbagai urusan. Bukan cuma mencari untung dalam berbisnis, melainkan juga punya perhatian kepada bidang pemikiran lewat kiprah dan dukungannya melalui Freedom Institute.

Namun perjalanan ARB juga dipenuhi kontroversi, terutama bila dikaitkan dengan kasus semburan lumpur di Sidoarjo yang dikenal dengan nama lumpur Lapindo. Dalam kedudukannya sebagai anggota kabinet, ARB piawai menjadikan kasus kecerobohan industri itu menjadi bencana nasional. Dengan demikian tanggungjawab atas kejadian semburan lumpur menjadi tanggungjawab negara.

Ketidakpuasan elemen masyarakat sipil atas status itu membuat penghargaan tahunan yang dilakukan oleh Freedom Institute yang bertajuk Ahmad Bakrie Awards ditolak oleh beberapa orang yang dinominasikan untuk menerimanya.

Partai Golkar yang tidak bisa dilepaskan dari sejarah masa lalu sebagai mesin pendukung orde baru, pemerintahan regim Suharto, setelah reformasi ternyata masih tetap besar. Perlahan partai Golkar kembali mencapai posisi sebagai partai papan atas dari pemilu ke pemilu. ARB sebagai pemimpin tertinggi partai Golkar menjadi percaya diri untuk mencalonkan diri sebagai presiden guna mengembalikan kejayaan Golkar di masa lampau.

Meski dalam berbagai pooling, nama ARB sulit untuk memuncaki hasilnya, namun partai Golkar tetap kukuh untuk mencalonkannya sebagai Capres. Kampanye baik di upline maupun downline gencar dilakukan, dengan tagline Suara Golkar adalah Suara Rakyat, ARB terus mendekatkan diri dengan masyarakat dalam berbagai tingkatan.

Perolehan suara Golkar dalam pemilu legislatif 2014 yang tidak melewati batas 20%, membuat Golkar tak mungkin mencalonkan presidennya sendiri dalam pemilu presiden 2014. ARB sebagai calon presiden dari Golkar nampaknya juga tidak meyakinkan untuk tetap dikampanyekan sebagai calon presiden. Muncul suara-suara dari dalam partai Golkar sendiri untuk menganulir pencapresan dari ARB yang tak lain adalah Ketua Umum Partai Golkar.

Dari beberapa pemberitaan nampaknya ARB mulai melunak setelah beberapa pertemuan dengan Prabowo sebagai calon presiden dari Partai Gerindra. Ada semacam sinyalmen dari ARB bahwa dia dan partainya tidak lagi menyoal siapa yang akan jadi calon presiden jika berkoalisi dengan Gerindra.

Mungkin ARB mulai menyadari bahwa memaksakan diri untuk terus menyatakan sebagai calon presiden tak akan mampu menaikkan elektabilitasnya. Tingkat keterpilihan yang sebenarnya kecil sejak semula karena faktor semburan lumpur Lapindo. Citra ARB bahkan semakin memburuk ketika beredar gambar dengan seorang artis sambil memegang boneka Teddy Bear. Gambar itu konon diambil dalam pesawat pribadi kala ARB mengajak kakak beradik artis ternama itu berlibur ke luar negeri.

ARB yang meskipun berusaha tenang menghadapi serbuan akibat terpublikasinya foto itu mau tak mau mesti mengakui bahwa popularitasnya menjadi semakin merosot. Foto itu seakan mengkonfirmasi ‘hedonisme’ aktor-aktor politik elit yang gemar ‘bergaul’ dengan perempuan cantik dari kalangan artis-artis.

Seperti apakah episode sang capres Teddy Bear, nampaknya kita masih harus sabar menunggu sampai dengan KPU menetapkan pemenang pemilu 2014. Akankah ARB tetap didaftarkan oleh Golkar sebagai calon presiden untuk bersaing dalam pilpres 2014, semua masih menjadi sebuah teka-teki. Dan politik memang penuh dengan teka-teki, seperti kerap dikatakan oleh Amien Rais dulu bahwa dalam politik keadaan bisa berubah dari detik ke detik.

Pondok Wiraguna, 7 Mei 2014

@yustinus_esha

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun