Sepoi angin berhembus menyentuh hati
Kala wajahmu terlukis dilangit malam
Menyapaku....
Namun tak berteman hati
Seketika angin menghembus pelan
Membawa angin yang tak pasti
Seketika sinar itu redup
Kabut menyilaukan dalam diam
Kabut hadir dan bergetar
Mengurungku dalam satu rahasia
Dengan apakah kuungkapkan rasa ini?
Dengan apakah pintal benang cinta ini kau rasa?
Semesta membantu
Tapi terasa
Daku tak sampai padamu
Hanya Dia...
Dia sang maha cinta
Dan diri malangku yang tau
Hatiku begitu lemah tak berdaya
Hatiku...tak kupungkiri memihak padamu
Namun apa hendak dikata
Pintalan benang ibi sangat rapuh
Atau....
Mungkin takdir tak mengizinkan daju milikimu
Atau...
Mungkin sang takdir mempermainkanku dalan alunan tanpa melodi
Oh Tuhan
Salahkah hatiku memilih dia
Salahkah daku bersdih pada dia yang tak pasti
Salahkah waktu yang mempertemukan rasa ini
Setiap malam kupanjat doa penuh harap
Andaikata
Hatiku digariskan untuknya
Biarlah gejolak ini bersambut
Namun...
Andaikata rasa ini tercampak
Sungguh...hapuskanlah
Biarlah sedihku menderu
Biarlah luka meradang sendiri
Mati tak berbekas
Redup diterjang kabut
By. Herli Citra Dian Wahyuni HarefaÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H