Program makan gratis menjadi salah satu kebijakan yang banyak diapresiasi karena bertujuan membantu masyarakat kurang mampu, memastikan anak-anak mendapatkan gizi yang cukup, dan mendorong pemerataan kesejahteraan. Namun, di balik niat mulia ini, muncul kekhawatiran mengenai potensi penyimpangan dalam pelaksanaannya. Mengingat anggaran yang besar diperlukan untuk menjalankan program ini mulai dari pengadaan bahan makanan, distribusi, hingga pembayaran tenaga kerja celah korupsi pun terbuka lebar. Modus seperti penggelembungan harga bahan pokok, pemalsuan data penerima manfaat, hingga pengadaan makanan berkualitas rendah sering menjadi isu dalam program semacam ini.
Beberapa kasus menunjukkan bahwa kekhawatiran ini bukan tanpa dasar. Â Ada laporan tentang makanan yang kualitasnya buruk, jumlah makanan yang tidak sesuai dengan laporan, hingga anggaran yang bocor sebelum sampai ke penerima manfaat. Hal ini jelas merugikan masyarakat, terutama mereka yang seharusnya mendapatkan bantuan. Meski demikian, potensi penyimpangan ini tidak berarti program makan gratis harus dihentikan. Sebaliknya, upaya untuk memperbaiki pengelolaan menjadi solusi yang lebih bijak. Pemerintah harus memastikan transparansi anggaran dengan membuka data kepada publik, sehingga masyarakat bisa ikut mengawasi. Selain itu, pengawasan yang ketat melalui lembaga independen dan penggunaan teknologi digital untuk memantau distribusi makanan dapat mengurangi risiko manipulasi.Â
Lebih dari itu, sanksi tegas harus diberikan kepada pihak yang terbukti melakukan korupsi agar menimbulkan efek jera. Dengan langkah-langkah tersebut, program makan gratis dapat berjalan sesuai tujuan, yakni membantu mereka yang membutuhkan tanpa menjadi ajang korupsi. Pada akhirnya, apakah program ini menjadi lahan korupsi atau tidak, sangat bergantung pada komitmen pemerintah dan masyarakat untuk menjaga integritas dan memastikan pengelolaan yang jujur serta bertanggung jawab. Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI