Jogja punya nasi gudeg, Surabaya Malang punya nasi rawon, Makasar punya coto, Kalimantan Timur punya nasi bekepor. Giliran Sunda punya nasi timbel. Ketika pertama kali mencicipi nasi timbel di sebuah depot di Sidoarjo, saya penasaran dengan nama timbel.
Apa sih nasi timbel itu? Rupanya nasi timbel adalah nasi putih yang dibungkus daun pisang yang dikukus, kemudian ditemani dengan sayur asem, ayam goreng atau empal, tempe, tahu goreng, ikan asin, lalapan dan sambel.
Bagaimana rasanya? Ternyata rasanya cocok di lidah saya yang asli orang Jogja, yang biasanya suka manis. Rasa sayur asemnya itu lo, seger abis. Sayur asemnya sama seperti sayur asem yang dulu ibu saya sering memasaknya. Ada irisan labu siam, jagung manis, kacang tanah dan kacang panjang. Kalo beruntung, akan menemukan daun melinjo, atau disebut daun so. Tentu aja daun so yang muda ya. Yang masih ranum-ranumnya.
Riwayat ceritanya seperti apa ? Menurut referensi yang saya baca, dulunya nasi timbel adalah nasi  yang dibawa oleh para petani sebagai bekal untuk bekerja di sawah. Tapi seiring berkembangnya waktu dan zaman, nasi timbel berubah menjadi kuliner yang rupanya terkenal se-Nusantara. Bahkan resto-resto yang cukup mahal menyediakan menu ini dalam daftar mereka. Seperti yang saya icipi di sebuah depot di Sidoarjo. Seporsi nasi timbel lengkap dibanderol dengan harga Rp29.000.
Kuliner Indonesia memang sangat kaya dan beragam. Dengan tersebarnya masyarakat Indonesia dari berbagai daerah ke daerah lain dan kreatifnya belajar memasak kuliner khas berbagai daerah, kita terkadang tak perlu untuk datang langsung ke tempat di mana kuliner tersebut berasal. Â Itu juga kalau beruntung.Â
Misalnya saja saat saya kangen dengan gudeg Jogja. Rupanya di Sidoarjo, kota tempat saya tinggal sekarang juga banyak yang menjual nasi gudeg. Atau orang Sunda yang kangen dengan karedok, tersedia juga di sini. Akan berasa seperti pulang kampung saat yang memasaknya adalah orang asli makanan tersebut berasal. Hmmm, jadi tambah kangen kan yaa. Yah, paling gak, ada rasa rindu yang terobati meski kaki belum menapaki lagi pada tanah kelahiran.
Tapi memang, tidak semua kuliner asal tempat kelahiran Anda tersedia di kota lain. Seperti misalnya lotek, kuliner Jogja yang terbuat dari sayur-sayuran yang direbus dicampur dengan bumbu kacang, tempe goreng yang diiris, tomat, kemudian di atasnya ditaburi kerupuk yang diremuk. Hmmm, sedap betul membayangkannya. Yaaa, karena memang tidak semua orang mampu menyediakannya di kota lain dengan alasan bukan karena tidak bisa memasaknya, tapi karena mungkin saja tidak cocok dengan lidah penduduk setempat.