Oleh: Yustina Septiyarini
Selasa, 2 Juli 2024
Kamu pernah dengar kalau anak terakhir seringkali dinobatkan sebagai anak paling manja di keluarga? Atau malah kamu mengalaminya sendiri? Rasanya stigma anak terakhir dalam keluarga yang dinobatkan menjadi anak paling manja sudah sangat umum kita ketahui di kalangan masyarakat. Padahal kenyataannya nggak 100% benar adanya.
Kalau kamu anak terakhir, aku rasa kamu akan relate deh dengan tulisan ini. Misalnya kamu anak pertama atau anak tengah, kamu tetep bisa lanjut baca kok buat nambah informasi, hehe.
Oke, langsung aja ya.
Anak terakhir nyatanya menjadi anak yang paling sedikit memiliki waktu bersama orang tua mereka. Iya, meskipun banyak dari mereka yang dekat dengan orang tuanya, tapi kenyataannya merekalah yang memiliki waktu tersedikit untuk dapat hidup berdampingan dengan orang tua.
Fakta keduanya, anak terakhir seringkali tidak menikmati masa kejayaan orang tua. Saat mereka mulai beranjak remaja atau dewasa, tak sedikit anak yang tidak lagi menikmati masa kejayaan orang tua mereka karena orang tua yang sudah lanjut usia. Oleh karena itu, banyak anak terakhir yang harus bekerja keras sendiri di masa mudanya.
Fakta terakhirnya, merekalah yang paling banyak berjuang untuk mewujudkan ekspektasi keluarga. Faktanya banyak sekali anak terakhir yang dituntut menjadi sempurna. Sesuatu hal yang belum tercapai oleh kakak-kakaknya harus mampu untuk ia capai. Memang sulit sih mewujudkan ekspektasi keluarga. Tapi ya itulah yang dirasakan oleh anak terakhir.
Mungkin itu dulu sedikit curahan hati anak terakhir. Ada yang merasa ga relate ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H