Sepertinya aku sudah mulai kembali terbiasa tanpa kamu kok.
Dimulai ketika banyak pertanyaaan2ku ttg kamu yg tak pernah kamu jawab.
Kutunggu ga pulang
Ditambah debatan2anmu yg uh bener ga sih?
Apa tujuanmu?
Sekarang yg ada dipikiranku, terima kasih sudah pernah datang.
Pertanyaanku dimasa lampau terjawab dan intinya memang kalau jodoh tak akan kemana.
Kalau smp kemana mana berarti emang ga jodoh.
Mungkin iya,
Aku
Kamu
Banyak samanya
Aku
Kamu
Banyak chemistry yg klop
Tapi
Sepertinya itu terlalu kebanyakan utk definisi sebuah jodoh.
Jodoh itu tak berbelit2.
Jodoh itu tak perlu berpikir ulang
Ulang
Dan ulang
Ulang
Akuuu
Sudah pernah memintamu dlu dalam doaku
Pernah mendamba bahwa kau goretan pena yg akan mewarnai hidupku
Tapi,...
Tak diberi.
Dan
Akuuu
Juga sudah sering ngeyel dan mendebat Tuhan.
Kenapa ga boleh?
Aku sama kamu.
Dan Tuhan menjawabnya dengan sikapmu yg kaku
Tuhan menjawab dg kepalaku yg keras.
Ya syudah.
Mau gimana lagi?
Kita,
Aku
Kamu
Hanya ditakdirkan jalan beriringan ( muuunggkinn )
Tanpa pernah bisa bersatu.
Yaaaaa
Seperti rel kereta api itu tu.
Sejajar, sejalan bahkan, se hobi, se frekwensi tp selamanya tak akan pernah bertemu dalam satu titik.
Okelah kalau begitu.
Ini bukan hanya soal sebesar apa perasaan kita untuk saling.
Tapi lebih daripada itu.
Cinta saja sepertinya ndak cukup tanpa restu tanpa pengorbanan tanpa kepastian.
Sudah,...
Aku tak perlu pamit.
Aku sudah bosan pamit.
Pamit tp nongol mulu.
Pamit tak ekornya ditinggal
Pamit tapi masih mengingat separo hati yg masih kau bawa.
Bawa saja.
Aku bisa kok hidup dg separo hatiku.
Dan kamuuu
Ku yakin lebih bisa.
Aku,...
Bukan jodohmu
Dan kauuu
Bukan pemilik tulang rusukku.
Eh satu lagi,
Kelak kalau kau menemukan wanitamu.
Tolong hargai perasaannya.
Remeh temehnya adalah bagian bahwa dia sangat merindukanmu dan kau mulai menjadi asing baginya.
Makanya kemudian dia mencoba menemukanmu kembali dg mengingat2 awal2 betapa lebaynya kamu merayunya demi emndapatkannya.
Eh begitu sudah didapat di awee dibiarkan saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H