[caption id="attachment_339189" align="aligncenter" width="320" caption="Poster himbauan untuk pengendara di tiang flyover perlintasan KA stasiun Lempuyangan (dok Pri)"][/caption]
Pagi tadi, ketika dalam perjalanan menuju Stasiun Besar Lempuyangan Yogyakarta, saya mendapati poster yang dipasang di tiang flyover yang ada di perlintasan sebelah timur stasiun. Poster ini tidak terlalu mencolok, karena terlanjur "kalah pamor" dengan iklan-iklan komersial yang memenuhi tiang flyover terrsebut. Sempat saya abadikan, meski tidak bisa dengan resolusi yang besar, karena saya hanya menggunakan kamera HP, itu pun jadul.
Poster itu bertuliskan, "Jadilah pengemudi yang cerdas, kosongkan jalur kanan". Poster himbauan ini dipasang, mengingat sudah banyak kejadian kekacauan lalu lintas di perlintasan sebidang antara kereta api dan jalur kendaraan, karena banyak pengendara yang tidak sabar, sehingga jalur kanan yang seharusnya digunakan untuk pengendara dari arah berlawanan, justru dipenuhi oleh kendaraan dari arah yang sama.
Maksud poster yang ditempel itu jelas. Jangan memenuhi lajur kanan, tapi himbauan ini tinggal himbauan. Pengendara yang tidak sabar, pasti akan memenuhi lajur kanan. Apalagi bila, kereta yang melewati perlintasan lebih dari satu rangkaian, sehingga memakan waktu ketika menunggu.
[caption id="attachment_339191" align="aligncenter" width="403" caption="Selain memenuhi jalur kanan, pengendara yang tidak sabar biasanya menyerobot masuk ke perlintasan (dok pri)"]
Selain memenuhi jalur kanan, pengendara yang tidak sabar biasanya juga tidak segan-segan untuk menyerobot masuk ke dalam perlintasan. Perilaku ini sangat berbahaya, karena bila terlalu dekat dengan kereta, pengendara bisa tersambar badan kereta yang sedang melaju.
[caption id="attachment_339196" align="aligncenter" width="402" caption="Kekacauan lalu lintas di tengah perlintasan kereta (dok pri)"]
Sepersekian detik ketika akhirnya pintu perlintasan dibuka, bisa dipastikan, pengendara akan tumplek blek di tengah perlintasan kereta. Pengendara-pengendara yang tidak sabar sibuk mencari celahnya sendiri, mecari selamatnya sendiri.
Sebenarnya, telah ada usaha-usaha untuk meminimalisir keberadaan perlintasan sebidang melalui pembangunan underpass atau flyover. Meski tidak bisa dihilangkan sepenuhnya, keberadaan perlintasan sebidang menuntut ketertiban pengendara yang melintas, agar kecelakaan dengan kereta api bisa dihindari. Apalagi, di dalam UU No 23 Tahun 2007 yang didalamnya mengatur perjalanan kereta sangat jelas, dimana pengendara wajib mendahulukan berjalannya kereta.
Tapi persoalan ini, sepertinya kembali ke mentalitas pengendara. Ketidaksabaran yang berujung ketidaktertiban menjadi muara persoalan kekacauan di perlintasan sebidang. Perilaku menerabas, seperti yang pernah dituliskan oleh Mochtar Lubis dalam bukunya Manusia Indonesia (Sebuah Pertanggungjawaban, 1975) sebagai ciri manusia Indonesia, hingga kini masih terbukti, walau kajian beliau ini sudah dilakukan lebih dari 30 tahun silam. Akibatnya jelas, muncul perilaku baru di jalanan : perilaku liar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H