"Lebih baik menyalakan lilin daripada menyalahkan kegelapan".
Adalah sebuah terobosan yang luar biasa dari sebuah yayasan pendidikan di kawasan Trirenggo Bantul DIY untuk meluncurkan program Sekolah Pengolahan Sampah Ar Raihan di tengah situasi kebingungan akibat daya dukung TPA Piyungan yang sudah overload beberapa tahun terakhir ini. Ide atau gagasan Sekolah Pengolahan Sampah berasal dari Dra Nike Triwahyuningsih, MP., seorang staf pengajar dari Institut Pertanian Yogyakarta selain beliau ini adalah salah satu aktivis yang peduli dengan pengolahan sampah di DIY yang tergabung dalam Jogja Green and Clean serta anggota Jejaring Pengelola Sampah Mandiri JPSM Amor Kabupaten Bantul. Gagasan Sekolah Sampah sudah dipresentasikan oleh Bu Nike di depan BPH Yayasan Ar Raihan sejak Desember 2018.
Sekolah pengolahan sampah ini seolah menjadi angin segar baru, menjadi sebuah solusi yang mendasar pada level hulu pengelolaan sampah sebelum residu sampah berakhir di TPA.
Sesuai amanah Undang-undang No. 18 Tahun 2008 pasal 40 tentang peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah, maka Yayasan Ar Raihan  mengejawantahkan pasal tersebut melalui sekolah sampah ini.
Menurut Pembina Yayasan Ar Raihan H Agus Efendi, SE, berangkat dari pemikiran yang sederhana, bahwa Yayasan Ar Raihan yang menaungi sejumlah kurang lebih 1200 siswa, belum termasuk guru, karyawan dan orang tua murid, dimana di sekolah tersebut setiap hari menyediakan catering maka menjadi konsekuensi logis bila mereka menjadi salah satu produsen sampah dengan jumlah cukup besar.
Sehingga kemudian menjadi keprihatinan tersendiri, mau dikemanakan sampah sebanyak itu.
Pemikiran ini yang kemudian menggerakkan yayasan tersebut untuk membangun kolaborasi dengan stakeholder lain yang peduli dengan pengelolaan sampah dan memutuskan untuk launching sekolah tersebut hari ini, 27 Juli 2019 di Kompleks Kampus 2 Yayasan Ar Raihan Trirenggo Bantul.
Proses panjang telah cukup dilakukan sehingga konsep sekolah pengelolaan sampah ini cukup matang dan strategis sehingga tak salah bila kemudian yang meresmikan adalah Bupati Bantul sendiri, Drs. H. Suharsono.
Sebagaimana yang disampaikan Pembina Yayasan, maksud dan tujuan dari pendirian Sekolah Pengeloaan Sampah ini adalah :
- Menumbuhkan kepedulian terhadap sampah sejak dini, yang dilakukan dengan himbauan, nasehat, contoh, poster lomba kebersihan dan praktek dan tentu saja dengan meminimalisir produksi sampah.
- Menumbuhkan dan meningkatkan tanggungjawab civitas akademika Ar Raihan dalam menjaga kebersihan dan ketertiban di lingkungan sekolah.
- Menumbuhkan persepsi positif terhadap sampah, dengan cara mengurangi penggunaan bahan-bahan yang menimbulkan sampah yang sulit terurai, memanfaatkan kembali sampah yang ada.
- Mendayagunakan sampah dengan mengolahnya dengan kreatif, memilah sampah berdasar karakteristiknya sehingga cara-cara ini mendatangkan keuntungan ekonomi.
- Tersedianya tempat sampah yang memadai sehingga sampah bisa segera disimpan dalam tempat sesuai peruntukannya.
Adapun bentuk-bentuk kegiatan yang dilakukan antara lain :