Mohon tunggu...
Yus Santos
Yus Santos Mohon Tunggu... Foto Profil Yus Santos

Trainer di bidang pengembangan diri dan pendidikan, Baik utk Institusi Pendidikan dan Perusahaan. Personal Coach berbasis NLP. Writer 5 buku berbasis Neuro-Linguistic Programming. Doktor di Bidang Teknologi Pendidikan dgn fokus riset Holistic Unconscious Mind. Therapis berbasis NLP , Clinical Hypnotherapy , NAC, LOGOTHERAPY www.yussantos.com Bisa dihubungi di 0817774124

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Neurosains dalam Pendidikan , Bagaimana Memahami Cara Kerja Otak untuk Belajar

16 Maret 2025   09:07 Diperbarui: 16 Maret 2025   09:07 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pendahuluan

Dalam dunia yang semakin kompleks dan cepat berubah, pemahaman tentang cara kerja otak manusia saat belajar menjadi faktor krusial dalam pendidikan. 

Neurosains  menawarkan wawasan yang mendalam mengenai proses kognitif, emosi, dan memori yang terkait dengan pembelajaran. 

Dengan memahami prinsip-prinsip dasar neuroscience, kita dapat merancang strategi dan teknik belajar yang tidak hanya efektif, tetapi juga lebih sesuai dengan cara kerja otak. 

Artikel ini akan menjelaskan bagaimana neuroscience bekerja dalam konteks belajar, serta menyajikan teknik dan strategi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran.

Prinsip Neuroscience dalam Belajar

Sejumlah temuan penting dalam neuroscience memberikan dasar bagi pemahaman kita tentang proses belajar:

1. Plasticitas Otak: Otak manusia memiliki kemampuan untuk berubah dan beradaptasi---fenomena yang dikenal sebagai neuroplasticity. Setiap kali kita belajar sesuatu yang baru, otak kita membentuk koneksi baru antara neuron. Ini menunjukkan bahwa pembelajaran tidak hanya mungkin, tetapi juga dapat dilakukan sepanjang hidup kita.

2. Pengaruh Emosi: Emosi memegang peranan kunci dalam pembelajaran. Ketika informasi disampaikan dengan cara yang menggerakkan emosi kita, kita lebih cenderung mengingatnya. Keterikatan emosional dapat meningkatkan motivasi belajar dan memberikan konteks bagi informasi yang diajarkan.

3. Peran Pengulangan: Pengulangan adalah salah satu kunci untuk menguatkan ingatan jangka panjang. Konsep "spaced repetition," yaitu mengulang informasi pada interval tertentu, dapat meningkatkan kemungkinan untuk mengingat informasi tersebut di masa depan.

4. Keterlibatan Aktif: Pembelajaran yang melibatkan partisipasi aktif dari siswa---baik melalui diskusi, proyek, atau praktik---dapat meningkatkan pemahaman dan retention lebih baik dibandingkan dengan metode belajar pasif.

Strategi dan Teknik Belajar Berdasarkan Neuroscience

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun