Pandemi COVID 19 yang tidak terasa, sudah berlangsung setahun lebih. Pandemi ini memaksa sebagian aktivitas dilakukan di dalam rumah. Istilah work from home (wfh) menjadi akrab di telinga kita. Demikian halnya aktivitas pembelajaran juga terjadi di rumah masing masing. Siswa belajar melalui media daring (dalam jaringan) yang dilakukan dari rumah, sehingga muncul istilah learning at home atau belajar di rumah saja.
Pembelajaran selama pandemi bisa menggunakan media daring yang sinkroneus (waktunya bersamaan antara guru dan siswa) sering menggunakan google meet dan zoom, atau platform lain. Ada juga yang waktunya berbeda yaitu secara asinkroneus yang paling sering menggunakan google class, Edmodo maupun WhatsApp.
Ternyata pembelajaran era pandemi ini bukan terbebas begitu saja dari berbagai permasalahan, mulai aspek psikologis dimana anak anak merasa jenuh, dan sulit belajar. Permasalahan yang paling parah adalah siswa atau ortu tidak merasa ada masalah karena memang tidak melakukan apa apa. Permasalahan lain yang paling menggelegar adalah mengenai “belajar” itu sendiri.
Berangkat dari permasalahan ini, muncul pertanyaan mendasar yaitu apa dan bagaimana sih belajar itu ? Sebetulnya ini pertanyaan lama yang tetap terus relevan untuk direfleksikan.
Aliran Besar Teori Belajar
Jauh sebelum era ini, para ahli pendidikan telah meneliti dan mencari jawaban atas pertanyaan mendasar apa dan bagaimana belajar itu. Dan munculah aliran aliran Teori Belajar sebagaimana diungkapkan Michael Spector (2019) bahwa aliran teori belajar yang pertama muncul pertengahan abad 20, yaitu aliran Behaviorisme. Aliran ini terkenal di Amerika mulai tahun 1920an sampai dengan 1960an, Aliran ini menegaskan bahwa belajar itu hanya ditujukan pada hal hal yang bisa diamati. Aliran ini menekankan stimulus dan respond, condisioning dan reinforcement. Meski usia aliran ini tergolong tua namun sampai hari ini teori belajar behaviorisme masih banyak dipakai di Indonesia. Dan benang merah dari belajar adalah perilaku yang terbentuk. Siswa akan merespon stimulus yang diberikan. Tokoh tokohnya tokoh tokohnya Watson, Skiner, Thorndike. Dari aliran belajar ini muncul teori Operant Conditioning dimana perilaku terbentuk dari konsekuensi pain and pleasure atau reward and punishment.
Kemudian muncul aliran kedua yaitu aliran Kognitivisme, yang mulai muncul tahun 1960an dan sampai sekarang masih menjadi ajang penelitian yang menarik. Tokoh tokohnya adalah Piaget, Bruner, Ausebel dan Gagne . Ide mendasarnya bahwa belajar adalah proses mengkonsep dan mengakuisisi pengetahuan. Dalam aliran ini juga digambarkan ada proses kognisi (berpikir) selama belajar muncul teoris pemrosesan informasi, teori operasional kognitif.
Aliran yang ketiga adalah aliran Konstruktivisme yang muncul tahun 1970an dan berkembang pesat tahun 1980an dengan tokoh tokoh Dewey dan Vigotsky ide dasarnya bahwa belajar adalah bagaimana siswa berinteraksi dengan lingkungan dan mengkonstruksi pengetahuan dari pengalamannya. Konsekuensi dari teori ini menegaskan bahwa subyek pokok pembelajaran adalah pebelajar atau siswa. Belajar mengandung dua hal yaitu mereorganisasi dan mengkonstruksi pengetahuan untuk mendapatkan makna. Dari sini muncul teoris Zone Proximal Development(ZPD).
Dan aliran ke empat muncul tahun 2000an yaitu aliran Konektivisme, tokoh tokohnya adalah George Siemens dan Stephen Downes . Ide dasarnya adalah belajar itu bertumpu pada role of social and cultural context atau norma sosial dan kontek budaya. Menurut aliran ini belajar adalah mengkreasi jaringan sosial. Belajar adalah menciptakan jaringan yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Jaringan ini bisa antar manusia, nyambung ke organisasi terkoneksi ke sumber belajar (buku, perpustakaan, sumber belajar di internet).
Selain keempat aliran di atas Spector juga menyajikan aliran lain yaitu aliran belajar Humanisme dengan tokoh tokohnya Abraham Maslow dan Carl Rogers. Humanisme terkenal antara tahun 1960an sampai 1980an meski sampai sekarang juga masih digunakan. Teori belajar ini menekankan betapa pentingnya bahwa belajar itu berfokus pada kekhasan individu, nilai nilai yang dimiliki pebelajar atau siswa menekankan kemerdekaan pribadi. Dalam aliran ini didapat benang merah bahwa setiap orang bisa mengembangkan potensi dirinya untuk mengaktualisasi diri dan melakukan self realization.
Dari aliran aliran belajar itu mana yang lebih baik ? Tidak ada yang paling baik karena, jawabnya tergantung situasi dan kondisi serta berbagai karakteristik siswa, karakteristik pengetahuan bahkan ada upaya melakukan kombinasi dari berbagai aliran belajar tersebut.