Perpindahan kalor adalah perpindahan panas karena adanya perbedaan suhu. Kalor berpindah dari suatu benda yang suhunya tinggi ke benda lain yang bersuhu lebih rendah. Ada tiga perpindahan kalor yang kita pelajari, yaitu secara konduksi atau hantaran, konveksi, dan radiasi. Konveksi adalah perpindahan kalor melalui suatu perantara zat tanpa disertai perpindahan bagian-bagian dari zat itu. Konveksi adalah perpindahan kalor melalui suatu zat disertai oleh perpindahan zat tersebut. Sedangkan radiasi adalah perpindahan kalor tanpa perpindahan zat perantara, contohnya sinar matahari sampai ke bumi tanpa perantara.Â
 Alat yang dapat membuktikan adanya radiasi kalor ini bernama termoskop. Termoskop dapat dibuat dengan mudah dengan alat dan bahan yang mudah ditemui di sekitar kita. Tujuan pembuatan alat peraga ini adalah untuk mempermudah penjelasan mengenai materi tentang Kalor. Alat ini dapat digunakan oleh peserta didik di jenjang SD, SMP, maupun SMA selagi mereka mempelajari tentang kalor. Dengan adanya alat peraga ini diharapkan siswa dapat belajar dan mengetahui tentang kalor serta tidak memulu mendengarkan guru menerangkan materi tetapi juga untuk mempraktikan dan membuktikan bahwa materi tersebut bukan hanya materi belaka namun juga terbukti di kehidupan nyata.Â
 Alat peraga ini terbuat dari karton yang tebal yang kita buat menjadi tiga lapis per papannya. Hal ini dimaksudkan agar alat peraga yang dibuat tidak mudah rusak dan tidak mudah patah. Lem yang kami pakai adalah lem kayu fox kuning yang kuat, lampu untuk penangkap radiasi merupakan lampu bekas yang sudah tidak terpaikai atau yang sudah tidak bisa menyala. Sedangkan lampu yang kami pakai sebagai sumber panas merupakan lampu pijar 40 watt seharga enam ribu rupiah. Untuk dudukan lampu agar lampu dapat berdiri kami menggunkan fitting lampu seharga empat ribu lima ratus rupian per item. Agar tidak terlalu polos alat perga yang sudah jadi kami lapisi dengan kain flannel berwarna merah muda. Untuk kemasanya kami menggunakan kardus yang di lapisi kertas berwarna biru muda.Â
 Cara menggunkan alat peraga ini cukup mudah. Pertama-tama nyalakan lampu yang menjadi sumber panas. Tunggu beberapa waktu agar lampu utama panas terlebih dahulu. Setelah itu lampu yang berada di samping lampu akan ikut panas. Lampu yang dapat menerima panas dari lampu utama yang lebih banyak akan cepat membuat alkohol yang berada dibawah lampu tersebut naik. Sebaliknya lampu yang tidak menyerap panas dengan baik dari lampu sumber panas alkohol yang berada dibawah lampu tersebut sulit naik atau tidak akan naik. Alkohol dalam selang dapat naik karena alkohol memuai karena adanya pertambahan suhu. Â
 Kami sebagai mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo program studi PGSD berusaha membuat dan memodifikasi alat peraga ini agar dapat di gunakan oleh anak SD. Kami juga mempraktikan penggunaan alat praga ini kepada anak SD yang berada di Panti Asuhan Yatim dan Tuna Netra Muhammadiyah Purworejo. Mereka terlihat begitu semangat ketika kami memberi materi dan cara penggunaan alat peraga. Mereka juga terlihat kaget ketika mengetahui bahwa alkohol dalam selang yang berada dibawah lampu naik dari situ mereka bertanya mengapa air alcohol dapat naik. Tidak hanya melihat saja tetapi mereka juga kami tuntun untuk memegang lampu yang berada di pinggir dan merasakan perbedaan suhu dari kedua lampu. Di akhir percobaan kami memberikan kesimpulan tentang alat peraga.Â
Penulis: Noviana Sekar Damayanti ( Universitas Muhammadiyah Purworejo)Â
Kelompok 7 KD IPA Fisika  Muh. Yusron Auladi/Nova Juwita Fitri/Noviana Sekar Damayanti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H