Mohon tunggu...
Puisi Artikel Utama

Republik Mitos

19 Mei 2015   22:30 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:48 12
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Baumu menyengat di sudut perempatan waktu

Masyarakat menyebutnya itu ritual hindu

Kemenyan tujuh rupa ia sebut dupa

Terjilat angin,

Aroma pun menyusup celah jendela

Tak ada ruang tawar

Tersusup nafas longgar

Gelagak mistis melangit menjelma sekumpulan gagak

Merubah binar mataku

Mengalun bising jering menyaring;”sepertinya hujan sebentar lagi akan turun” kata mitos kampungku

Benarkah demikian???

Kepastian hanya ada padaMU

Mari mendekatlah…

Akan aku ceritakan kematian rembulan di muara empedu

Saat angin timur mengirim sepucuk surat lewat pesan tersirat,

Aku menggurat

Membayangkan republik yang terotak atik

Di tuduh di intrik katanya ia munafik

Aku bertanya pada sekelilingku malah bilang “aku tak tau”

Aku mengkeritik, di tuduh subversif

Aku heran, di kira aku ngajak perang

Baik,,jika itu maumu aku turuti saja

Biarlah hujan yang akan mengeja tanah kerontang

Dan kayu akan berkisah pada api

Tentang republic ini

Surabaya 19 Mei 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun