Mohon tunggu...
Puisi Artikel Utama

Hikmah

20 Mei 2015   23:04 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:46 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dingin meraup pori tubuh

Terhantam beringas desir angin dari laju pendingin

Jemariku meringsak pada deretan huruf meriak

Sajak apa yang akan aku koyak???

Temaram lampu emperan mencuri setengah bayangku

Sesekali tempurung kepalaku tergeleng oleh lekuk juntaian daun menekuk

Tafsiran apa yang harus aku salami???

Decak lenting air membekas

Seperti ketejaman para filsuf membongkar rahasia tuhan

Aku terhenyit pada sosok buram dalam pekat bertanya

Siapa?mistikkah?mitoskah?

Aroma telaga sepi sepi senantiasa

Tak ada ricik pun air memberisik

Kumalan kemeja tertanggal di sudut pelafon; arti kisah kemaren tak dapat terulas

Barangkali hanya sisa keruhan fikiran

Warung kopi 20 May 2015

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun