- Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)
Melakukan pembuatan sekaligus penanaman secara vertikultur yang dilakukan oleh  pengabdian masyarakat oleh mahasiswa (PMM) Kelompok 53 gelombang 9 Dengan dosen pembimbing lapanagn Drs. Amir Syarifuddin, M.P.
Melihat dari potensi masyarakat di Desa Gunungsari tersebut, desa yang terkenal pertanian sayur, maupun berkebun mawar dan peternakan. Dari itu mahasiswa UMM ingin mengembangkan keriativitas kepada remaja desa untuk menanam sayuran dan buah-buahan dengan menggunakan media tanam yaitu vertikultur.
vertikultur ini sebenarnya sama dengan bercocok tanam di kebun atau di sawah. Vertikultur diambil dari istilah verticulture dalam bahasa lnggris (vertical dan culture) artinya sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat. Perbedaannya terletak pada lahan yang digunakan. Misalnya, lahan 1 meter mungkin hanya bisa untuk menanam 5 batang tanaman.
- Kelebihan
Karena disusun secara vertikal, sistem bertanam ini sudah jelas dapat mengefisiensikan penggunaan lahan. Penanaman yang dilakukan secara vertikal dapat mencegah pertumbuhan gulma sehingga Anda tidak perlu menyiangi gulma terlalu sering. Jika wadah yang digunakan adalah pot atau polibag, tanaman mudah dipindahkan ke tempat yang lain.
Sistem ini dapat membuat penggunaan pupuk menjadi lebih hemat karena pupuk langsung diberikan di dalam wadah sehingga pupuk tidak mudah tercuci. Penghematan tersebut juga berlaku pada pestisida karena media tanam yang digunakan lebih steril.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H