Mohon tunggu...
Yusrin  TOSEPU
Yusrin TOSEPU Mohon Tunggu... Dosen -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Periset di LSP3I Region V Sulawesi Pusat Makassar. Ketua Lembaga Kajian Forensik Data dan Informasi KAVITA MEDIA Makassar Penggiat Literasi Media ICT (Information and Communication Technology)

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Berdakwah Modal Nekat dan Fenomena Beragama Intoleran!

10 Juni 2018   21:20 Diperbarui: 10 Juni 2018   21:25 902
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Minyamak Ekpresi Dakwah yang Melupakan Ilmu dan Fenomena Beragama yang Intoleran

Tak terasa waktu terus berjalan, Ramadan telah memasuki malam ke 26. Ramadhan bulan yang istimewa, penuh makna, hikmah dan "keajaiban". Semua itu tidak terdapat pada bulan yang lain.

Bulan suci itu terkandung kedalaman makna spiritual maupun sosial. Sebuah makna yang menyatukan antara aspek lahiriyah dan bathiniyah, spiritual dan material, serta aspek duniawi dan ukhrawi. Sehingga segala aktifitas di dalamnya memiliki keistimewaan tersendiri dibanding dengan bulan-bulan selainnya.

Orang-orang saleh terdahulu senantiasa menjadikan ramadhan sebagai momen untuk 'mengeruk' sebanyak-banyaknya keuntungan pahala dengan semakin meningkatkan kualitas maupun kuantitas ibadah.

Pada kesempatan ini, saya sedikit mengulas fenomena dakwah yang selama ini menjadi salah satu aktifitas utama dalam syiar Islam serta fenomena beragama yang Intoleran.

Dalil-dalil tentang perintah mengajarkan al-Qur'an (dan Islam) kepada orang lain yang diikuti dengan gairah berdakwah yang luar biasa sekarang menjadi trend di antara umat Islam pemangku jagat digital.

Landasan umum berdakwah biasanya dalil-dalil ini: "Sampaikan dariku walau hanya satu ayat...", "Sebaik-baik kalian ialah orang yang mempelajari al-Qur'an dan mengajarkannya...", "Serulah kepada jalan Allah dengan cinta (hikmah), nasihat yang baik, dan debatlah dengan perdebatan yang baik..." dan "Jadilah  kalian umat yang mengajak kepada kebaikan dan memerintahkan kepada kemakrufan dan mencegah dari kemungkaran...."

Dalil-dalil tersebut, sontak membuat kita semua merasa terpanggil untuk wajib berdakwah. Dakwah kita nobatkan sebagai ekspresi keimanan dan keislaman yang "wajib" kita amalkan.

Sayangnya, yang amat sering diabaikan, ekspresi-ekspresi dakwah di lapangan sungguhlah tak sesederhana semata memenuhi kewajiban sebagai muslim untuk menebarkan iman, Islam, dan kebaikan-kebaikan.

Pelbagai ekspresi dakwah di sekitar kita kini kenyataannya malah tak senantiasa selaras dengan kegiatan menebarkan kebaikan-kebaikan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun