Mohon tunggu...
Yusrina Imaniar
Yusrina Imaniar Mohon Tunggu... QC Supervisor -

If you want to give me feedback or even REPOST my stories, please contact me on : Email : iyusrina30@gmail.com Instagram : @yusrinaimaniar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pangeran Hitam, Putri Cahaya, dan Ksatria Putih (Part 5)

12 September 2017   14:25 Diperbarui: 12 September 2017   14:30 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Aku harus ke rumah sakit lagi nanti pagi-pagi," kataku, membuat Kirana cemberut lagi.

"Lagi?" tanyanya memastikan. Aku mengangguk.

"Kalau lusa bagaimana? Kamu janji mau ajak aku main,"

"Aku belum tahu," jawabku. Kirana menunduk sesaat, tapi dia kembali mengangkat wajahnya dan tersenyum ceria.

"Kalau nggak jadi juga nggak apa-apa. Kamu capek kan? Ayo istirahat," katanya sambil menarik tanganku.

Entah apa yang ada dipikiranku saat ini, tapi yang aku tahu tanganku menarik Kirana dan memeluknya. Kirana nampak kaget dan tentu saja refleks ingin melepaskan diri.

"Sebentar saja," kataku membuatnya diam.

"Sebentar saja. Aku kangen. Rasanya susah sekali untuk melihatmu sekarang-sekarang ini. Rasanya jadi berkali-kali lebih capek karena aku jadi berusaha keras untuk menyelesaikan semuanya sesegera mungkin, tapi tetap saja aku kesusahan walaupun untuk mencuri waktu bertemu kamu sebentar. Jadi diam saja seperti ini kalau memang kamu nggak merasakan hal yang sama," ujarku panjang lebar.

Aku diam dan tetap memeluk Kirana beberapa saat. Aku tidak bisa melihat bagaimana ekspresi wajahnya saat kukatakan segalanya. Tapi tiba-tiba aku merasakan tangannya bergerak dan dia balas memelukku.

"Aku juga sama. Rasanya susah disini kalau kamu nggak ada," kata Kirana.

Rasanya aku tidak mempercayai telingaku. Tapi aku sangat bahagia, seolah lelahku menghilang begitu saja. Aku mendapatkan jawaban yang bertahun-tahun kutunggu. Aku mendapatkan Kirana, seperti yang aku harapkan. Mulanya aku ragu karena melihat Kirana yang rasanya lebih dekat pada kak Nino, tapi semuanya sudah terpatahkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun