Kesehatan adalah keadaan yang mencerminkan kehidupan seseorang. Tubuh yang sehat akan menyebabkan pikiran tenang dan positif sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan hidup. Pada dasarnya menjaga kesehatan tidaklah sesulit yang dibayangkan. Menerapkan hidup sehat adalah memperhatikan asupan gizi yang dikonsumsi dan olahraga seimbang. Sehingga, dapat meningkatkan kualitas hidup dan membawa pengaruh positif bagi lingkungan. Gizi seimbang bisa didapatkan dari pola makan yang baik sesuai dengan kebutuhan tubuh.
Kebiasaan pola makan yang buruk menjadi salah satu tantangan dalam pemenuhan gizi seimbang. Seperti makan makanan junk food, kekurangan nutrisi, terlalu banyak mengonsumsi makanan manis, dan yang lainnya. Kebiasaan buruk tersebut jika tidak dihilangkan akan menyebabkan beberapa penyakit muncul seperti diabetes dan stunting.
Maka dari itu, pentingnya untuk mengedukasi masyarakat terhadap pola makan yang baik. Artikel ini akan mengulas lebih dalam mengenai pengaruh edukasi gizi terhadap pola makan pada masyarakat. Tujuan dari penulisan ini untuk mengupas bagaimana edukasi gizi dapat memengaruhi pola makan masyarakat.
Dalam Buku Konseling Gizi 2018, para pakar edukator gizi menyatakan bahwa pendidikan gizi adalah suatu proses yang berdimensi luas untuk mengubah perilaku masyarakat sehingga kebiasaan makan yang baik dapat diterapkan dalam kehidupan seharihari. Menurut Banowo & Hidayat (2021) edukasi gizi merupakan proses penyampaian informasi oleh penyuluh untuk mengidentifikasi permasalahan gizi yang yang terjadi dan mencari solusi dari masalah tersebut. Salah satu bentuk pencegahan masalah gizi pada balita adalah dengan memberikan edukasi pada ibu yang berpengaruh terhadap perubahan perilaku kesehatan gizi dan keluarga (Kemenkes RI, 2018).
Penyampaian informasi gizi bertujuan meningkatkan pengetahuan, sikap, dan praktik gizi serta dapat meningkatkan status gizi (Kementerian PPN et al., 2019). Menurut WHO, pendidikan gizi mempunyai tujuan mendorong terjadinya perubahan perilaku yang positif yang berhubungan dengan makanan dan gizi.
Salah satu tantangan besar dalam pola makan sehat adalah banyaknya mitos dan informasi yang salah mengenai gizi. Misalnya, banyak orang masih percaya bahwa semua lemak adalah penyebab obesitas, atau bahwa diet rendah karbohidrat adalah solusi universal untuk semua masalah berat badan. Pendidikan gizi berperan penting dalam meluruskan mitos-mitos ini dan memberikan pemahaman yang lebih tepat tentang nutrisi.
Misalnya, pendidikan gizi dapat menjelaskan perbedaan antara lemak jenuh dan lemak tak jenuh, serta bagaimana lemak tak jenuh seperti yang ditemukan dalam minyak zaitun dan alpukat sebenarnya dapat mendukung kesehatan jantung. Dengan informasi yang benar, masyarakat tidak hanya lebih bijaksana dalam memilih makanan tetapi juga lebih memahami bagaimana kombinasi berbagai jenis makanan memengaruhi kesehatan mereka secara keseluruhan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pola makan masyarakat, yaitu:
- Faktor Ekonomi
- Faktor Sosial Budaya
- Faktor Agama
- Faktor Pendidikan
- Faktor Lingkungan
- Faktor Kebiasaan Makan
Pelaksanaan edukasi gizi sangat diperlukan dalam peningkatan pengetahuan gizi, membentuk sikap positif terhadap makanan sehingga membentuk kebiasaan makan yang baik. Menurut Blossom, mengatakan bahwa pengetahuan yang diperoleh seseorang akan mempengaruhi sikap, kemudian sikap menentukan perilakunya. Salah satu cara yang dapat dilakukan dalm meningkatkan pengetahuan dan sikap pada remaja adalah melalui pendidikan kesehatan. Edukasi gizi berbasis masyarakat memberikan pendidikan kepada masyarakat yang terfokus pada masyarakat melalui peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit untuk mencapai kesehatan yang ideal. Pendidikan Kesehatan dengan edukasi gizi adalah upaya promotif serta preventif dalam membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan yang ideal (Azhari and Fayasari, 2020).
Beberapa penelitian yang berhubungan dengan pelaksanaan edukasi gizi dilakukan oleh (Amalia, Nugraheni, & Kartini, 2018) mengenai pengaruh edukasi gizi terhadap pengetahuan memiliki perbedaan antara sebelum dan sesudah dilakukan edukasi gizi. Penelitian yang dilakukan oleh (Kristiandi, 2018) pada pemberian edukasi gizi pada kader posyandu, ibu balita, dan anak sekolah sebelum dan sesudah diberikan terjadi perbedaan yang signifikan. Dalam penelitian (Perdana, Madanijah, & Ekayanti, 2017) mengatakan bahwa intervensi edukasi gizi meningkatkan perilaku gizi seimbang menjadi lebih baik. Dampak dari gizi yang kurang menyebabkan beban ganda pada suatu negara dimana selain permasalahan gizi kurang yang belum teratasi muncul permasalahan gizi lebih sehingga perlunya pemenuhan kebutuhan gizi melalui edukasi gizi dengan intervensi berbasis komunitas.
Edukasi gizi memiliki peran yang sangat penting dalam membentuk pola makan masyarakat yang lebih sehat dan seimbang. Melalui edukasi yang efektif, masyarakat dapat meningkatkan kesadaran tentang manfaat makanan bergizi, risiko pola makan yang buruk, serta pentingnya menjaga keseimbangan asupan nutrisi. Hal ini tidak hanya berdampak pada kesehatan individu, tetapi juga pada kualitas hidup secara keseluruhan, termasuk pencegahan penyakit kronis seperti obesitas, diabetes, dan penyakit kardiovaskular.