Mohon tunggu...
Yusrina Hayya Naura
Yusrina Hayya Naura Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

hobi saya adalah membaca

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Rabun Jauh (Miopi) pada Anak Indonesia

1 September 2024   11:30 Diperbarui: 1 September 2024   11:40 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

            Miopi atau yang lebih dikenal dengan rabun jauh, merupakan kondisi mata yang ketika melihat objek dengan jarak jauh, objek tersebut menjadi kabur. Sehingga pengidap miopi harus menggunakan alat bantuan seperti kacamata atau kotak lensa untuk membantu melihat objek yang kabur.

            Seperti yang sering dijumpai di lingkungan sekitar, bahwa banyak sekali anak-anak dengan rentan usia mulai 8 tahun sudah mengalami rabun jauh, terlihat dari tanda-tandanya yaitu menggunakan kacamata, tidak bisa melihat objek yang berjarak jauh seperti tulisan yang ada di papan tulis, sering mengucek mata, dll.

            Apa yang menyebabkan anak bisa mengalami miopi sejak dini? Pertama adalah genetika. Anak bisa mengalami miopi karena salah satu atau kedua orangtuanya juga mengidap miopi. Kedua adalah hal yang sangat marak terjadi di lingkungan anak-anak, yaitu bermain gadget. Berdasarkan data BPS, jumlah pengguna gadget untuk anak usia dini di Indonesia sebanyak 33,44%, dengan rincian 25,5% pengguna anak berusia 0-4 tahun dan 52,76% anak berusia 5-6 tahun. Maka dari itu, tidak heran bahwa gadget adalah salah satu penyebab anak mengidap miopi.

            Bagaimana cara mengatasi miopi pada anak? Sebenarnya, tidak ada obat untuk menghilangkan miopi pada mata. Tetapi, dengan beberapa cara bisa mencegah miopi bertambah parah. Pertama, orangtua melakukan pemeriksaan rutin kepada dokter agar perkembangan miopi bisa dipantau dengan tepat. Kedua, anak dibiasakan bermain diluar ruangan dengan pencahayaan yang cukup, beristirahat dengan teratur dengan melihat benda-benda yang berjarak jauh, dan membatasi anak dalam bermain gadget.

Sumber literasi:

Halodoc, Mount Elizabeth, Kanal Psikologi UGM

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun