Mohon tunggu...
Yusrianti Sabrina Kurniadianti
Yusrianti Sabrina Kurniadianti Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Hai!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penggunaan Sampah Plastik sebagai Tas Rajut Melalui Program PKM-PM 2021

6 Januari 2022   20:50 Diperbarui: 6 Januari 2022   21:28 371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Sampah plastik merupakan sampah yang sulit terurai oleh mikroorganisme. Permasalahan sampah plastik sangatlah mengkhawatirkan (Pitra & Yuriandala, 2010). Berdasarkan data Jambeck (2015), Indonesia berada pada peringkat kedua dunia yang menghasilkan sampah plastik ke laut dengan sejumlah 187,2 juta ton setelah Cina yang mencapai 262,9 juta ton. Salah satu cara untuk menguranginya adalah dimulai dari Desa Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya. 

Menurut data yang didapatkan, Menurut Aam pada radar Tasikmalaya 2019, Desa Manonjaya memproduksi 32 ton sampah dan sampah ini dibuang ke tempat pembuangan sampah tanpa dilakukan pemilahan kembali. Padahal, sampah-sampah tersebut dapat dipilah dan didaur ulang sesuai keperluan, seperti sampah plastik yang dapat diolah menjadi tas.

Mahasiswa UPI pun mencoba melakukan inovasi baru dengan cara mengolah sampah plastik menjadi tas rajut yang memiliki nilai jual. Inovasi ini didukung oleh PKM-PM 2021 dengan diberikan bantuan dana. Pelaksanaan kegiatan ini berlangsung selama 3 bulan, dimana 1 bulan pertama merupakan tahap persiapan, pada bulan kedua dan ketiga dilakukan sosialisasi dan pelatihan membuat tas rajut dengan sasaran para Ibu rumah tangga pada RT 029 RW 04 dan RT 032 RW 05.

Sosialisasi dilakukan untuk memperkenalkan program tajur kreasi serta memberi tahu bahaya dari plastik. Plastik berbahaya bagi lingkungan karena sulitnya terurai oleh mikroorganisme yang menyebabkan dapat merusak pemandangan serta berbahaya jika termakan oleh hewan dan dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. 

Jika termakan oleh hewan, dan hewan tersebut mati serta kita makan, hal ini dapat menyebabkan penyakit penceranaan dan penyakit berbahaya lainnya pada tubuh. Sehingga, salah satu cara penanganannya adalah dengan digunakan kembali yaitu dibuat menjadi tas rajut.

Pelatihan yang dilakukan kepada para Ibu rumah tangga dimulai dengan pengenalan teknik merajut. Pelatihan dilakukan secara tatap muka dengan menggunakan masker dan sanitasi wilayah, serta diberikan video tutorial melalui youtube. Untuk membiasakan para Ibu rumah tangga, kami memberikan tugas untuk membuat taplak meja kecil. Setelah terbiasa, dimulailah pembuatan tas dengan kreasi masing-masing. 

Hasil dari pelatihan ini merupakan tas rajut yang terbuat dari plastik serta keterampilan merajut dari para Ibu rumah tangga. Tas rajut ini memiliki nilai jual yang cukup baik sehingga dapat memberikan pemasukan tambahan bagi para Ibu rumah tangga. Dari pelatihan ini pula, muncul ide berjualan untuk para Ibu rumah tangga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun