Mohon tunggu...
Yusran Pare
Yusran Pare Mohon Tunggu... Freelancer - Orang bebas

LAHIR di Sumedang, Jawa Barat 5 Juli. Sedang belajar membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Di Sini Para Pemancing Menemukan Sensasi

16 Januari 2021   19:59 Diperbarui: 16 Januari 2021   20:06 980
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PARA pecandu sensasi memancing, mestinya tahu BHS, sebuah arena pemancingan terbesar dan termegah di Jawa Barat. Lokasinya di Kabupaten Sumedang, sekitar 40 km arah timur kota Bandung.

Unggahan tentang tempat ini berseliweran di media sosial, terutama YouTube. Rupanya, selain nyaman bagi para pemancing, tempat ini pun jadi lokasi bagus para youtuber.

Nama resmi tempat ini adalah National Fishing Ground, Balong Hardi Sumedang (NFG BHS). Para pemancing menyebutnya BHS.

Berada di sisi utara kota Sumedang, lokasi persis tempat ini adalah di Jalan Blok Kalapa Dua Desa Bendungan, Pasarean, Margamukti, Kec. Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat.

Sekali klik di peta Google (Google map) pun langsung muncul, disertai alternatif rute paling cepat ke tempat itu. Nanti lokasi ini hanya sepuluh menitan dan pintu keluar Tol Cisumdawu di Cimalaka.

Mulai dioperasikan tujuh tahun lalu, setiap hari, kecuali Kamis, arena pemancingan ini kini senantiasa ramai. Para pemancing datang dari berbagai kota, selain warga Sumedang sendiri.

Tercatat, para pemancing dari Bandung, Jakarta, Tangerang, Bogor, Surabaya,  Lampung, Jambi, Purwokerto, Makassar, Bali, bahkan dari Papua, dan kota lain memancing di sini.

Ya, memancing kini tak sekadar mengikuti naluri mencari ikan untuk dimakan, sebagaimana sudah dikenal peradaban manusia setidaknya sejak 10.000 tahun silam.

Artefak arkeologi di goa-goa tua di Eropa menunjukkan indikasi bahwa aktivitas penangkapan ikan sudah ada sejak dulu dengan ditemukannya tulang-belulang, mata kail dan gambar serta lukisan pada zaman batu.

Di tanah air pun, budaya memancing sudah ada bersamaan dengan hadirnya nenek moyang kita. Ikan laut maupun ikan air tawar adalah sumber protein yang senantiasa jadi pelengkap asupan gizi.

Di era modern, memancing, entah itu di laut, di danau, di sungai, atau bahkan di kali, tidak saja untuk konsumsi, melainkan juga memburu sensasi. Itu sebabnya, ada orang yang sengaja memancing sampai berhari-hari di laut, bukan karena dia butuh ikan.

Mereka memburu sensasi. Baik saat ikan menyantap kail, saat baku tarik dengan sang ikan, atau semata hiburan, silaturahmi, bahkan relasi bisnis.

Nah, boleh jadi, peluang inilah yang ditangkap pemilik dan pengelola BHS, H Ahmad Hardi Soemadisastra ketika menghadirkan arena pemancingan ini tujuh tahun silam.

"Dulu, boleh dibilang, saya ini maniak memancing. Jadi, saat membangun BHS ini saya menempatkan diri sebagai pemancing. Saya tahun apa yang diinginkan pemancing," kata H Hardi.

Apa yang diharapkan pemancing pada satu arena, itulah yang coba diwujudkannya. Kolam luas, hampir mendekati luas lapangan bola. Lapak-lapak lega, sehingga para pemancing leluasa bergerak.

Teknologi digital pun sudah digunakan secara optimal, mulai dari timbangan yang terhubung ke jaringan server data dan display LCD, hingga kamera cctv di semua sudut strategis.

Fasilitas pendukung lengkap. Ada 30 kamar berstandar hotel berbintang, restoran, lobi yang dilengkapi perangkat karaoke, dan pojok arena bermain anak-anak.

"Bahkan kalau ada tamu dari luar kota minta dijemput di bandara, kami pun siapkan fisilitas istimewa untuk itu," ujarnya seraya menunjuk sebuah Mercedez di areal parkir.

Pada awal wabah Covid-19 melanda, H Hardi menutup BHS sesuai ketentuan pemerintah. Lalu saat buka kembali hingga kini, BHS dijalankan dengan protokol kesehatan yang ketat.

Tamu dan pemancing harus mengenakan masker. Pengaturan jarak, rempat cuci tangan tersedia di berbagai sudut yang mudah dijangkau. Kontrol suhu, cairan pembersih tangan, bilik semprot disinsfektan, dan penyemprotan seluruh areal setiap selesai acara.

Kolam ini dibangun dengan standar tinggi, mulai dari penampang, ketinggian ideal, jaringan pipa bawah air untuk memasok oksigen, pengaturan suhu, kontrol keasaman, sirkulasi, dan sebagainya.

"Itu mutlak dilakukan agar kondisi kolam sesuai dengan habitat dan ekosistem ikan sealamiah mungkin," tambahnya.

Pokoknya, kata dia, ribuan ikan mas yang ditebar di kolam itu dimanjakan, sebelum dijebak para pemancing.

Selain itu BHS pun dilengkapi jaringan kolam pemeliharaan ikan di Kabupaten Subang. Jaringan ini terdiri atas belasan kolam, yang airnya langsung dipasok dari mata air pegunungan.

Secara berkala, ikan-ikan yang sudah "dikaryakan" di kolam pancing, dikirim ke sini untuk pemulihan. Mereka ditempatkan di kolam-kolam tertentu sesuai kriteria usia, bobot dan cedera yang diderita.

Semua itu, kata H Hardi, demi memanjakan ikan yang berarti sama juga dengan memanjakan pemancing. "Mereka kan yang menghidupi kami. Jadi, kami pun harus memuliakannya," ujar Hardi.

Dengan demikian, tambahnya, apa yang berlangsung di arena pemancingan ini sejatinya adalah merawat budaya memancing warisan moyang melalui pendekatan kekinian.

Ia ingin apa yang dibangunnya memberi dampak positif bagi sesama. "Karena areal ini dibangun dengan niat berbuat sesuatu untuk kampung halaman, yang bisa dikenang anak cucu," ujar pensiunan yang pulang kampung ini.

Selain mengembangkan usaha berbasis kultur memancing, kolam ini pun kini jadi ikon wisata baru di Sumedang.

Sebagai pusat keramaian, kehadiran BHS juga memberi efek ekonomis bagi kehidupan warga sekitar. Sekitar 200 tenaga kerja diserap di sini, hampir semuanya warga setempat.

Setiap tahun, saat idul Fitri, Idul Adha, dan tahun baru, pihak pengelola selalu membuka pintu untuk kegiatan sosial. Bagi-bagi sembako, kurban, hingga pesta rakyat ganti tahun. Kecuali akhir tahun ini, karena masih pandemi. (*)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun