Mohon tunggu...
Yusran Darmawan
Yusran Darmawan Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Tinggal di Pulau Buton. Belajar di Unhas, UI, dan Ohio University. Blog: www.timur-angin.com

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Rahasia di Balik Tulisan Juara

10 September 2014   15:57 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:07 1233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_358257" align="aligncenter" width="576" caption="anak saya Ara saat sedang menulis dengan tangan kiri"][/caption]

DARI sekian banyak tulisan yang menang dalam lomba menulis, sejatinya ada prinsip universal yang bisa diterapkan. Ada banyak kiat-kiat praktis serta bagaimana memancing atensi para juri dan pembaca sehingga berpihak pada tulisan kita. Dari sisi teknis semua orang bisa mempelajari bagaimana menulis yang baik. Tapi tak semua orang bisa menghadirkan gagasan yang kuat dalam tulisannya.

Padahal, gagasan itulah yang akan menjadi ruh yang menjiwai tulisan. Nah, bagaimanakah menemukan gagasan itu?

***

DI atas perahu kecil jenis jolloro', di tengah-tengah gugusan Kepulauan Spermonde di Sulawesi Selatan, saya mengaktifkan internet melalui ponsel yang saya bawa. Seseorang telah menandai saya di twitter. Katanya, nama saya masuk sebagai juara kedua dalam lomba menulis yang diadakan Seknas Jokowi (beritanya DI SINI). Tentu saja saya kaget bercampur bahagia. Kok bisa?

Dari sisi hadiah, lomba ini tak menyediakan hadiah sebesar ketika saya memenangkan lomba penulisan esai ekonomi yang diadakan oleh Sekretariat Kabinet RI. Saat itu, saya menerima uang tunai 20 juta rupiah sebagai juara pertama. Tapi lomba menulis yang diadakan oleh Seknas Jokowi ini punya nilai lebih.

Betapa tidak, juri untuk lomba ini adalah para sastrawan dan penulis papan atas. Di jajaran juri, ada nama Seno Gumira Adjidarma, penulis yang paling saya idolakan sebab bisa menulis dalam berbagai genre, mulai dari novel, esai, analisis sastra, filsafat, tulisan populer, catatan perjalanan, hingga komik populer. Saya mengagumi energi dan kejutan-kejutan yang dibawanya dalam jagad kepenulisan tanah air.

Juri lainnya juga tak kalah kaliber. Ada Linda Christanty, yang pernah memenangkan Khatulistiwa Literary Award, lalu AS Laksana, penulis yang rajin saya senangi karya fiksinya. Para juri ini telah malang melintang di dunia kepenulisan. Makanya, saya tak berharap banyak. Bisa masuk nominasi saja sudah syukur. Ketika mengetahui bahwa tulisan itu menjadi salah satu pemenang, jelas saya merasa sangat bahagia sekaligus terkejut. Mengapa? Sebab tulisan yang menang itu bukanlah tulisan yang saya sukai, tapi tetap saya ikutkan demi meramaikan lomba.

Beberapa teman bertanya tentang bagaimana kiat bisa memenangkan lomba menulis. Saya telah menuliskan rahasia ini beberapa kali. Tapi terkait kemenangan kemarin, saya ingin berbagi tentang pentingnya gagasan yang kuat di balik sebuah tulisan yang menang lomba.

Berani Berpikir Beda

SERING, dalam satu lomba, para peserta cenderung menuliskan hal-hal yang menurutnya hebat, dahsyat, atau bisa memunculkan decak kagum. Pernah, seorang kawan memperlihatkan tulisan yang akan diikutkannya lomba. Baru baca pengantarnya, saya tak tertarik untuk meneruskan bacaan. Ia menulis, "Paradigma baru sains mengajarkan kita untuk selalu humble dalam melihat semesta yang eksis dari teori big bang." Kalimat ini bisa mengesankan bahwa penulisnya seorang cerdas, namun yakinlah kalimat ini tak akan mengesanan juri manapun. Mengapa? Sebab semua juri dan pembaca selalu menginginkan gagasan yang orisinil, serta bisa membuat orang-orang betah untuk membacanya hingga tuntas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun