Mohon tunggu...
Yus R. Ismail
Yus R. Ismail Mohon Tunggu... Penulis - Petani

suka menulis fiksi, blog, dan apapun. selalu berharap dari menulis bisa belajar dan terus belajar menjadi manusia yang lebih manusiawi.... berdiam dengan sejumlah fiksi dan bahasan literasi di https://dongengyusrismail.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Tips Sederhana agar Cerpen Dimuat Koran Tribun Jabar

8 Oktober 2019   06:34 Diperbarui: 8 Oktober 2019   07:18 701
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Tribun Jabar

Beberapa minggu yang lalu, tepatnya tanggal 22 September 2019, cerpen saya yang berjudul Bertemu Wali, dimuat oleh koran Tribun Jabar. Ini adalah cerpen saya yang kesekian (mungkin sudah belasan jumlahnya) yang dimuat Tribun Jabar.

Meski saya sudah sering cerita tips sederhana agar cerpen bisa dimuat Tribun Jabar, pernah menuliskannya di blog, tapi masih juga banyak yang tidak tahu syarat-syarat teknisnya. 

Minggu lalu saya baru selesai jadi mentor menulis cerpen di WAG, persoalan teknis ini pun banyak yang dipertanyakan. Karena itulah saya teringat untuk menuliskannya lagi di Kompasiana. Siapa tahu ada juga Fiksianer yang tertarik mencoba menulis untuk Tribun Jabar.

Harian yang masih satu grup dengan Kompas ini terbit di Bandung. Setiap hari Minggu biasanya memuatkan cerpen. Dan bila hari Senin memuatkan carpon (cerpen berbahasa Sunda). 

Penulis cerpen di Tribun Jabar berdatangan dari seluruh pelosok Indonesia. Bahkan ada juga penulis yang sedang tinggal di luar negeri. Artinya, Tribun Jabar terbuka bagi cerpenis di mana pun tinggalnya.

Dokumentasi Tribun Jabar
Dokumentasi Tribun Jabar
Jadi, tips sederhananya seperti apa? Tenang, Kawan. Tips sederhana ini perlu untuk diikuti, dari yang teknis sampai yang mental. Karena sebagus apapun cerpen bila melanggar teknisnya, rasanya sulit untuk dimuat Tribun Jabar.

Pertama, perhatikan panjang karangan.

Halaman untuk cerpen di Tribun Jabar mesti berbagi dengan kolom wartawan (ditulis redakturnya) dan ulasan buku. Untuk cerpen sendiri panjangnya sekitar 7.500 karakter (dengan spasi). 

Sekitar tahun 2012 saat pertama saya mengirim cerpen ke Tribun Jabar, mendapat balasan seperti ini: Wah, belum dibaca pun ini cerpen tidak bisa dimuat, kepanjangan. Padahal panjang cerpen saya hanya 12.000 karakter. Itu panjang cerpen standar yang biasa dimuat koran tahun 1990an.

Kedua, kirim cerpen yang bagus.

Nah, ini agak rumit. Cerpen bagus itu seperti apa? Pertama bagus menurut penulisnya masing-masing dulu. Kenapa mesti cerpen bagus? Saya merasakan persaingan agar cerpen lolos seleksi di Tribun Jabar termasuk ketat. Setiap minggu saya rasa banyak cerpen diterima redaktur. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun