Mohon tunggu...
Yus R. Ismail
Yus R. Ismail Mohon Tunggu... Penulis - Petani

suka menulis fiksi, blog, dan apapun. selalu berharap dari menulis bisa belajar dan terus belajar menjadi manusia yang lebih manusiawi.... berdiam dengan sejumlah fiksi dan bahasan literasi di https://dongengyusrismail.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Legenda Orang yang Suka Senyum

30 Januari 2019   09:38 Diperbarui: 30 Januari 2019   10:41 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Dia mewarisi ilmu Penipu yang paling lihai di muka bumi ini. Penipu yang pernah dikutuk Tuhan."

Tentu saja saya terkejut. Penipu yang dikutuk Tuhan itu selama ini hanya sebuah legenda dalam pengetahuan saya. Legenda yang tertulis di buku-buku, juga di kitab suci. Dan kini, legenda itu nyata adanya. Nyata dalam tubuh Dia, saudara saya. Hanya Ibu di rumah ini yang tidak terpengaruh senyumnya. Ya, karena Ibu adalah yang mengandung dan melahirkannya. Di luar rumah sana, pastinya tidak ada yang sanggup menahan ilmu hitam berupa senyum itu.

"Saya tidak percaya Dia hanya iseng," kata saya entah dari mana mempunyai kekuatan seperti itu.

"Rahasiakanlah ini, pakailah Kacamata Blackpink untuk mengatasinya. Di dunia ini, hanya kamu yang tahu siapa Dia dan bagaimana cara mengatasinya."

"Bukankah Blackpink adalah girl grup K-Pop...."

"Huss! Jangan campurkan dengan dunia pop. Kita ini hidup di dunia legenda, begitulah kenyataannya. Warna hitam dan pink itu sama-sama gelap dan misterius, saat disatukan terjadi reduksi dan oksidasi yang tidak akan terjangkau pikiran manusia. Percaya saja!"

"Ya, saya percaya, Ibu."

Ibu lalu berdiri, berjalan sambil menunduk. Sunyi, sedih, haru, cekam, dan sejenisnya.

**

Betul perkiraan saya, Dia tidak hanya iseng. Di luar rumah dia menjadi raja tandingan di dalam kerajaan, menjadi presiden tandingan di dalam negara. Orang-orang tidak pernah ada yang tahu siapa Dia. Karena setiap Dia tersenyum, semua orang mengaduh sakit perut. Sakit perut yang kemudian menjalar menjadi komplikasi segala penyakit. Kemiskinan, kelaparan, risau-galau, berbagai penyakit kejiwaan, putus asa, jalan-jalan berlubang, bangunan tidak selesai-selesai, intrik politik, kejahatan kerah putih kerah hitam kerah merah; senyum Dia-lah penyebabnya. Tapi orang-orang tidak menyadarinya. Orang-orang tidak tahu siapa Dia.

Perlu saya terangkan sedikit, di kota saya Ibu adalah pemimpin yang dihormati. Ibu memerintah dengan bijaksana dan rasa keibuan dari Rumah Putih tempat kami tinggal. Tentu saja pada pelaksanaannya Ibu dibantu oleh ayah, saudara-saudara lainnya, dan juga para pegawai yang cakap. Tapi kata Ibu, kali ini, hanya saya yang tahu rahasia Dia dan cara mengatasinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun