Mohon tunggu...
yus_nita
yus_nita Mohon Tunggu... Administrasi - BerEkspresi

berekspresi

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Tingkatkan Budaya Malu agar Lautku Bebas Sampah

5 Desember 2017   00:34 Diperbarui: 5 Desember 2017   05:13 2710
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapal nelayan yang sedang mencari ikan di Laut Seram (dok. Pribadi)

Kota Tual, Maluku Tenggara
Kota Tual, Maluku Tenggara
 Jangan sampai harus menahan malu di depan teman-teman yang  sengaja berkunjung ke Maluku untuk mengagumi  wisata pantai dan  laut  kita, namun ikut diwarnai berbagai sampah diantara  hamparan pasir dan birunya air laut .   

Terkadang kita dapati  bekas botol air mineral, bungkus makanan juga kayu ranting pohon bukan hanya merusak visual, tapi juga mengganggu aktivitas pengunjung pantai. 

poka-5a2591c4c2751d5fe34f9412.jpg
poka-5a2591c4c2751d5fe34f9412.jpg
Plastik terbuang  ke laut, bukan saja merusak ekosistem akan tetapi sangat  mengancam kesehatan masyarakat. Menurut Sekretaris Ditjen Pengelolaan Ruang Laut Agus Dermawan, sampah yang masuk ke laut (marine debris), umumnya mengandung banyak plastik dan logam. Keduanya mengalami proses pelapukan dan penguraian yang cukup lama yaitu 50 hingga 400 tahun. Akan menyebabkan penyakit kanker bila  manusia mengkonsmsi ikan yang memakan Micro plastic yakni hasil pelapukan sampah.  

"Bisa dibayangkan, betapa besar ancaman terhadap kesehatan warga Indonesia akibat mengonsumsi ikan yang mengandung micro plastic," kata dia.

Laut di Kecamatan Kepulauan Manipa bahkan menjadi keceriaan anak-anak ketika senja tiba( dok. Pribadi)
Laut di Kecamatan Kepulauan Manipa bahkan menjadi keceriaan anak-anak ketika senja tiba( dok. Pribadi)
Memiliki potensi bahari yang dikagumi haruslah membuat masyarakat Maluku sadar dan dapat menularkan budaya malu agar  jangan membuang sampah ke laut  dan menjaga laut kita agar bebas dari sampah. Karena  tak dapat dipungkiri bila terjadi,  kerusakan ekosistem laut  pada wilayah pesisir yang dihuni masyarakat  akan semakin besar dan berdampak buruk pada kesehatan kita. Untuk itu kesadaran masyarakat begitu penting  dipupuk untuk membangun kehidupan selanjutnya.

Birunya air laut, keindahan pantai yang menggoda maupun memiliki potensi aneka ragam sumberdaya perikanan tidak akan berkelanjutan bila pemerintah maupun warga masyarakat tidak bekerjasama mewujudkan laut kita bebas sampah . Apalagi sampah bertebaran di sepanjang pantai dan laut menambah suasana destinasi wisata kita  makin tak sedap dipandang.

Pesisir pantai di salah satu desa di Maluku (dok.Pribadi)
Pesisir pantai di salah satu desa di Maluku (dok.Pribadi)
Tentunya akan menjanjikan dalam pengembangan wisata bahari dengan berbagai macam pilihan kegiatan untuk dikembangkan dan berkelanjutan bagi kehidupan masyarakat Maluku khususnya maupun Indonesia .   Ayo save generasi kita dengan bumikan lautku bebas sampah.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun