Mohon tunggu...
Yusnita MarianaSihombing
Yusnita MarianaSihombing Mohon Tunggu... Mahasiswa - Nurse and Health Officer

Welcome in Kompasiana... Besar harapan saya semoga negara kita semakin sehat dan bebas dari asap rokok dan pengguna nya. Salam sehat

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Peran Perawat Indonesia Meningkatkan Kualitas Layanan Kesehatan di Jepang

7 Juni 2024   18:42 Diperbarui: 9 Juni 2024   18:02 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ini banyak negara asing yang membutuhkan tenaga kesehatan Indonesia. Pemerintah Indonesia telah memulai serangkain kerjasama dengan pemerintah asing untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan. Selain itu untuk memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan di luar negeri, penempatan tenaga kesehatan merupakan salah satu cara untuk memaksimalkan penggunaan sumber daya manusia dibidang kesehatan. 

Menurut Dewan Profesi Kesehatan Indonesia (KTKI), terdapat 633.025 perawat dengan STR aktif pada tahun 2020 dan total saat ini 696.217 perawat pada tahun 2025. Salah satu cara untuk mendorong penempatan perawat keluar negeri adalah melalui perjanjian kerja sama ekonomi Indonesia- Jepang/ Indonesian Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA). IJEPA telah dilaksanakan sejak 2008 dan merupakan bagian dari kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Jepang dalam kegiatan penempatan perawat di rumah sakit dan panti jompo. (Rokom, 2022).

Berdasarkan data Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Migran Indonesia (BNP2MI) mengenai program G to G Jepang oleh imigran Indonesia khususnya tenaga kesehatan terdapat 272 perawat yang telah berangkat ke Jepang pada tahun 2021, dan ini meningkat sebesar 9,6% menjadi 298 perawat yang bekerja di Jepang pada tahun 2022. Sedangkan tahun 2023 jumblah perawat yang bekerja di Jepang sebanyak 314 meningkat dari tahun 2022 sebanyak 5,4 %. ( (BP2MI, 2022). Peran perawat Indonesia dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di luar negeri merupakan profesi yang sangat penting dalam pelayanan kesehatan, baik itu di Indonesia dan di Jepang. Peran ini dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan menjadi topik perbincangan yang menarik mengingat kontribusi perawat Indonesia dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Perawat Indonesia tidak hanya membantu mengatasi kekurangan perawat di Jepang, namun juga perawat membawa nilai-nilai profesionalisme keperawatan yang telah di pelajari saat di Indonesia dan diaplikasikan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dan keluarga serta mitra kerja. Dan memberikan kesempatan dan pengalaman berharga bagi perawat Indonesia untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan.

Dengan Populasi Jepang yang semakin tua dan kekurangan sumber daya manusia produktif, kebutuhan perawat  dan careworker pasti akan meningkat. Calon perawat dari Indonesia  dapat memanfaatkan peluang ini untuk bekerja sebagai perawat di Jepang. Pada dasarnya, orang Jepang lebih menyukai perawat dari Indonesia dari pada perawat dari Filipina dan Vietnam. (Aminah, Wardoyo, & Pangastoeti, 2018). 

Perawat Indonesia tidak hanya berperan dalam mengatasi kekurangan perawat di Jepang, tetapi memberikan konstribusi penting dalam upaya meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Jepang. Keahlian perawat Indonesia dalam dalam berbagai aspek yaitu perawatan lansia, pasien dengan penyakit akut dan kronik, serta perawatan pasien paliatif. Perawat Indonesia menunjukkan komitmen besar dalam memberikan perawatan kepada pasien, meningkatkan kepuasan pasien,  dan bekerja secara efektif dibawah naungan perawat Jepang yang sudah bersertifikasi (lulus ujian keperawatan Jepang). 

Nilai- nilai profesionalisme yang keperawatan yang telah dipelajari oleh perawat Indonesia yang diaplikasikan saat bekerja Jepang dan di Indonesia yaitu nilai alturisme  (perawat harus perduli kepada kesejahteraan orang lain), autonomy ( perawat menghormati hak-hak pasien untuk membuat keputusan tentang perawatan kesehatan), human dignity (rasa hormat perawat terhadap nilai serta keunikan yang melekat pada pasien  dan keluarga maupun masyrakat, integritas (dimana perawat bertindak berdasarkan kode etik dan standar etika yang sesuai  dan diterima) dan sosial justice (bersikap adil kepada pasien tanpa memandang status, ras dan agama). (Berman, Snynder, & Frandsen, 2016).

Dalam memberikan kesempatan dan pengalaman berharga bagi perawat Indonesia untuk membangun dan mengembangkan keterampilan serta pengetahuan, maka perawat Indonesia harus memiliki pengalaman kerja di Indonesia selama 2 tahun disertai STR (Surat tanda registrasi) untuk perawat yang ingin bekerja di rumah sakit, dan yang bekerja di panti jompo tidak diharuskan memiliki STR. Perawat harus mengikuti pelatihan bahasa Jepang selama 1 tahun (6 bulan di Indonesia dan 6 bulan di Jepang) yang dibekali oleh  pemerintah Jepang, Perawat juga akan diberikan uang saku (uang makan) selama perawat masih dalam pelatihan di Indonesia dan  Jepang. Sebelum perawat bekerja di rumah sakit akan dilakukan ujian oleh pihak JICWELS dan Japan Foundation yang bertanggung jawab untuk calon perawat yang akan bekerja dirumah sakit, apakah lulus atau tidaknya untuk bekerja di rumah sakit di Jepang. Dan apabila sudah lulus maka perawat Indonesia masih dianggap seperti magang yang  berkolaborasi dengan perawat penangung jawab shif / ketua team yang ada pada shif pagi dirumah sakit. Setiap rumah sakit di Jepang tempat perawat Indonesia bekerja memiliki aturan dan kebijakkan yang berbeda- beda. Pemerintah Jepang akan bekerja sama dengan setiap rumah sakit di Jepang untuk memberikan perawat  kesempatan mengikuti ujian negara Jepang dan apabila sudah lulus ujian negara Jepang untuk perawat (kokashiken) maka perawat Indonesia berhak mendapatkan gaji, dan fasilitas  yang lebih baik. Dampak positif untuk perawat adalah dapat meningkatkan kebutuhan ekonomi keluarga di daerah, untuk membuka usaha dan perawat juga dapat menambung untuk melanjutkan pendidikan serta  membantu meningkatkan devisa negara.

Dapat disimpulkan Sebagai seorang perawat harus memiliki nilai-nilai profesionalisme dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien sakit dan sehat, keluarga dan mitra kerja. Perawat juga harus dapat meningkatkan pengetahuan baru yang berdampak positif untuk diri sendiri dan orang lain serta harus memiliki etika dan moral yang baik untuk mempertahankan  citra positif seorang perawat yang telah diakui oleh masyarakat Jepang bahwa perawat Indonesia ramah, baik, sopan dan penuh kasih sayang saat memberikan pelayana kesehatan baik dirumah sakit,  panti jompo dan lingkungan masyarakat dimana perawat tinggal. Sehingga kesempatan perawat Indonesia untuk bekerja di luar negeri memberiakan citra positif dan peluang untuk perawat yang ingin bekerja dan melanjutkan pendidikan keperawatan.

Daftar Pustaka

Aminah, Scobichatul. Wardoyo, Sredi., Pangastoeti, Sri. (2018). Pengiriman Tenaga Perawat dan Careworker Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA). Bakti Budaya. Hal 92-101.

Berman, Audrey., Snyder, Shirle J. Frandsen, Geralyn. (2016). Kozier and Erb's fundamentals of Nursing concepts, progress, and Practice.

BP2MI. (2023). Laporan Tahunan: Skema G to G Japan. Jakarta.

Rokom. (2022). Tenaga Kesehatan Indonesia Banyak Diminati Negara lain. Sehat Negeriku. Diakses pada tanggal 4 Juni 2024 dari: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20220420/0639686/tenaga-kesehatan-indonesia-banyak-diminati-negara-lain.



Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun