Mohon tunggu...
Yusnia Ismatul Hawa
Yusnia Ismatul Hawa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Airlangga program studi S1 Manejemen

Saya seorang Mahasiswi di Unair jurusan Manajemen, saya senang berorganisasi. Kini, saya sedang bergabung di dua organisasi yakni, HIMA Manajemen dan Unair Mengajar.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Menemukan Keseimbangan: Menjaga Feminitas dalam Dunia Pekerjaan yang Dominan Laki-Laki

19 Mei 2023   07:21 Diperbarui: 19 Mei 2023   08:49 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://images.app.goo.gl/Z26FKHz19wyutXXF6

Dalam dunia kerja yang masih didominasi oleh laki-laki, perempuan sering kali merasa sulit untuk menemukan keseimbangan antara feminitas dan karier. Feminitas sering diasosiasikan dengan sifat-sifat yang lemah atau pasif, sehingga perempuan cenderung menghindari penampilan yang terlalu feminim agar tidak dianggap tidak serius dalam pekerjaannya.

Namun, sebenarnya feminitas dapat menjadi kekuatan bagi perempuan dalam dunia kerja. Sifat-sifat seperti kepekaan, empati, dan kepemimpinan yang lembut dapat membantu perempuan membangun hubungan yang lebih baik dengan rekan kerja dan klien. Selain itu, menunjukkan femininitas yang sehat juga dapat membantu perempuan merasa lebih percaya diri dan berdaya dalam lingkungan kerja.

Bagi perempuan yang ingin menunjukkan feminitas dalam pekerjaannya, ada beberapa hal yang dapat dilakukan. Pertama, perempuan dapat memilih pakaian yang feminin namun tetap profesional. Kedua, perempuan dapat menggunakan bahasa tubuh yang sopan dan menunjukkan kepercayaan diri, seperti berdiri tegak dan melihat langsung ke mata lawan bicara. Ketiga, perempuan dapat memperlihatkan sikap yang terbuka dan ramah, seperti senyum dan menyapa dengan sopan.

Namun, tentu saja perempuan juga perlu menemukan keseimbangan antara feminitas dan karier agar tidak terlalu terfokus pada penampilan dan sikap yang feminin sehingga mengabaikan kualitas pekerjaannya. Perempuan tetap perlu menunjukkan kemampuan dan keahlian yang dibutuhkan dalam pekerjaannya agar dihargai dan diakui oleh rekan kerja dan atasan.

Untuk membantu perempuan menemukan keseimbangan tersebut, penting bagi perusahaan dan organisasi untuk menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan mendukung kesetaraan gender. Perusahaan dapat mengadopsi kebijakan yang memfasilitasi perempuan dalam pekerjaannya, seperti fleksibilitas waktu dan kesempatan pengembangan karier yang sama dengan laki-laki. Selain itu, organisasi dapat memberikan pelatihan dan dukungan bagi perempuan untuk meningkatkan kemampuan dan kepercayaan dirinya dalam dunia kerja yang seringkali masih didominasi oleh laki-laki.

Dalam kesimpulannya, feminitas dapat menjadi kekuatan bagi perempuan dalam dunia kerja, namun perempuan perlu menemukan keseimbangan antara feminitas dan karier agar tidak terlalu terfokus pada penampilan dan sikap yang feminim. Perusahaan dan organisasi juga perlu menciptakan lingkungan kerja yang inklusif dan mendukung kesetaraan gender untuk membantu perempuan meraih kesuksesan dalam karier mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun