Philip Dorling (wartawan di balik The Age) dan teman-temannya, bagi saya adalah satu dari sekian ribu orang yang pada awalnya terobsesi untuk mengetahui hal-hal misterius yang tidak diketahui banyak orang. Hanya, kebetulan latar belakang karir Dorling adalah wartawan, yang notebene dekat dengan berita-berita politik, maka sasarannya pun jelas yakni orang penting dan hal penting yang terkait dengan negara. Sejatinya, Dorling itu sama juga dengan Dan Brown dan istrinya, yang mencoba menggali kemisteriusan karya Da Vinci. Dan, banyak sekali orang yang memiliki karakter seperti Dorling, tapi hanya sedikit dari mereka yang bisa mengekspresikannya secara lebih kreatif dan menghasilkan pundi-pundi dolar.
Kita saja, seringkali saat mengobrol dengan teman atau siapa pun, mendengar dari mulut ke mulut tentang isu atau berita rahasia, yang itu tidak kita temukan di koran atau televisi mana pun. Berita itu, kebanyakan bersifat negatif dan 'menyerang' karakter tokoh ternama, baik dalam dari kalangan politikus, artis, bahkan ulama. Tapi, kemudian kita urung untuk memublikasikan itu secara resmi lewat tulisan atau yang lain karena tak ada data yang kuat dan meyakinkan.
Di Indonesia ini, juga banyak orang yang memiliki ketertarikan seperti yang dilakukan Dorling di Australia, sebut saja George Junus Aditjondro yang menyelidiki 'rahasia Cikeas' atau E.S. Ito yang mencoba menguak misteri harta karun VOC dalam bukunya, "Rahasia Meede". Sebenarnya, mereka adalah orang yang mencoba menguak secara detil kisah-kisah rahasia itu agar lebih hidup dan terakomodir, daripada sekadar diobrolkan begitu saja dan akhirnya menguap tak berbekas.
Namun, terlepas dari semuanya, kita tak patut pecaya 100% akan berita-berita tersebut. Sebab, kalau dirunut dari awal ditemukannya berita-berita miring itu, secara teknis sudah dianggap sulit bahkan sangat. Itu karena sifatnya yang rahasia. Dan, kita juga tak bisa mencemooh berita-berita itu, sebab bagaimana pun orang-orang seperti Dorling memiliki intensitas tinggi untuk menggeluti dunia-dunia 'rahasia' itu, yang kita sendiri tidak menguasai. Maka, yang tahu prosentase kebenaran berita yang Dorling ungkap hanya dia sendiri. Kita, rakyat jelata yang hanya berharap hidup sejahtera dari dulu dan belum juga kesampaian, tak layak berpihak selain menjadi penonton saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H