Mohon tunggu...
Yusni Amru
Yusni Amru Mohon Tunggu... -

Editor

Selanjutnya

Tutup

Politik

Menilai Sikap Golkar Soal Hak Angket Pajak

28 Februari 2011   06:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:12 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Yang terjadi saat ini di DPR, tentang hak angket pajak adalah wacana baru tentang makna koalisi yang sebenarnya. GOLKAR dan PKS adalah anggota yang kritis dalam mengartikan koalisi, yang berani menunjukkan sikap tentang pentingnya melihat sisi yang berbeda dari partai induk dalam satu kasus demi kepentingan mereka. Tetu saja, tanpa niat menciderai koalisi itu sendiri. Dilihat dari sekian kali dialog antara 'pembesar-pembesar' partai tersebut, sebenarnya mereka hendak menunjukkan nilai pada rakyat bahwa berbeda itu diperbolehkan dalam koalisi. Dan, ini hanya masalah beda sudut pandang yang tak perlu diperuncing.


Golkar adalah partai senior di negeri ini, yang tak mungkin secara semena-mena menyelundupkan kepentingan politik dalam kebijakannya. Apalagi, hampir seluruh rakyat Indonesia melihat dan memantau perkembangan di DPR. Menolak dan mendukung hak angket, sebenarnya tidak sejauh yang dibayangkan hingga dapat merugikan rakyat. Keduanya, jika benar-benar dijalankan sesuai hati nurani akan tetap menghasilkan keuntungan bagi negeri ini.


Jika partai lain yang mendukung hak angket, dicurigai mampu menggores luka pada pemerintahan saat ini justru ini akan mengesankan, siapa yang sebenarnya mengambil peran besar dalam memanfaatkan keputusan di DPR untuk kepentingan politik. Jadi, biarkanlah perbedaan-perbedaan sudut pandang itu berwacana dengan sendirinya. Rakyat pasti akan mengawal apapun keputusan di DPR. Jika melenceng dari tujuan yang sebenarnya yakni memberantas mafia pajak, pasti rakyat dan kebenaran akan bersatu menyuarakan perlawanan.


Dan, dua-tiga tahun terakhir kekuasaan adalah masa-masa menegangkan, di mana setiap partai sudah mulai tancap gas untuk memenangkan pemilu. Sedangkan, 'pertarungan' untuk memenangkan kursi kekuasaan adalah kemestian dalam politik. Tapi, jika tanda-tanda itu sudah dikibarkan sejak dini, yang perlu dilakukan oleh partai pemenang pemilu adalah menghadapinya secara politis dan penuh kedewasaan. Dan, nasib rakyat tetap tidak boleh dilupakan sedahsyat apapun 'pertarungannya'. Mereka pasti tahu, dalam 'perang' ada medan tersendiri, yang sebelumnya sudah diperhitungkan tidak akan menciderai kepentingan rakyat. Atau, jika semua itu sama sekali tidak mereka indahkan, berarti almarhum Gus Dur benar, mereka hanyalah kumpulan anak-anak TK.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun