Mohon tunggu...
Yusni
Yusni Mohon Tunggu... Guru - Guru Madrasah

Guru MI AL Muhajirin Sidomulyo Musi Rawas

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Ku Nikmati Desiran Sakitku

3 Oktober 2022   22:00 Diperbarui: 4 Oktober 2022   06:10 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Dokumen Pribadi

Begitu sadar dari pingsan saya lihat muka dan kaki saya penuh luka akibat bersentuhan langsung dengan aspal. Bersyukur Alhamdulillah anak saya si kembar hanya lecet di bagian pelipis, si kembar menceritakan kronologis  kecelakaan dari awal hingga akhir

Kecelakaan bermula ketika saya mengedarai sepeda motor mengantar si kembar sekolah. Sepeda motor melaju dari arah Marga Baru ke Sidomulyo. Saat sepeda motor saya  berada di tanjakan blok C Sidomulyo, kata si kembar tiba-tiba ada seekor anjing melintas tanpa bisa dielak lagi tabrakan itu terjadi. Mama menabrak anjing itu. Mama tak sadarkan diri di tolong warga sekitar dan kita diantar pulang kerumah.

Panas badan ini. Menggigil dingin menghempas rasa. Menanti malam berganti pagi. Terpapar diri tak kuasa

Sakitku...
Kuyakin ini bukan siksa-Mu. Tapi peringatan dari-Mu. Apakah aku harus menahan rasa. Atau berputus asa

Sakitku...
Kuyakin ada hikmah di balik semua ini. Agar aku sadar dan awas diri. Untuk selalu mengingat-Mu. Apalah aku..hanya butiran debu

Tuhanku
Aku bukanlah manusia sempurna. Segala puji hanya bagi Allah, hanya kepadaMu kami memohon pertolongan dan ampunanMu atas dosa-dosa yang diperbuat. Kami memohon perlindungan dari keburukan diri dan segala perbuatan kami. 

Sholawat dan salam saya curahkan pada para Nabi dan baginda Rasulullah saw, keluarganya dan semua sahabatnya yang mulia. Syukurpun selalu dipanjatkan padaNya Rabbi Izzati. Betapa saya sangat malu pada-Mu ya Rabbi karena kelemahan saya, dosa-dosa yang saya perbuat, dan kadang-kadang saya terlupa serta lalai dalam kehidupan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun