Mohon tunggu...
Yusnawati
Yusnawati Mohon Tunggu... Penulis - Pengagum kata

Pengagum kata yang belajar merajut aksara.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Der Traum

19 Juli 2020   17:38 Diperbarui: 19 Juli 2020   17:56 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

“Dik, lihat sini!” kupanggil kedua adik kembarku, mereka menoleh ke arahku. 

“Aku hitung ya, 1 ... 2 ... 3 ...” Mereka tersenyum, saat blitz di kamera kodak ku menyala. Kulihat lagi hasil jepretan fotoku. Semuanya bagus-bagus. Kuambil lagi beberapa obyek pemandangan yang indah di sini. Pepohonan yang rindang, burung-burung liar yang hinggap di dahan menjadi target obyek fotoku. Setelah puas, aku duduk di samping Ibu. Menyandarkan kepalaku di bahunya. Rasanya menenangkan.

Tiba-tiba dari arah berlawanan, datang gadis kecil menyodorkan boneka imut kepadaku. Boneka beruang kecil dengan bulu yang halus sekali. Ia ingin aku memegang boneka itu. Gadis yang cantik dengan dua kunciran di rambutnya. Aku tersenyum kepadanya. Gadis itu terus berbicara kepadaku,  menceritakan tentang kesukaannya dengan si beruang. Saat hendak kupeluk ia berlari menjauhiku sambil membawa boneka beruangnya. Kemudian mengintip dari balik pohon.

Menghabiskan waktu di taman ini, membuatku senang. Bisa melihat dan mengamati pemandangan yang masih hijau dan segar. Apalagi taman prestasi ini sangat luas, lahannya mencapai 6.000 meter. Semua permainan di sini gratis. Tempat yang nyaman untuk berkumpul bersama keluarga menghabiskan malam minggu sambil berburu kuliner. 

Setelah adzan magrib berkumandang, aku diajak Ibu pergi ke balai kota Surabaya. Jarak dengan taman prestasi tidak jauh, hanya sepuluh menit dengan berjalan kaki sudah sampai tujuan. Di sana suasananya lebih ramai lagi, apalagi hari sabtu. Banyak hiburan gratis yang di sediakan. Mulai live musik, pertunjukkan jaranan, wayang dan komedi. Tempat nongkrong yang asyik bagi pasangan muda-mudi yang lagi kasmaran. Para Penjualnya juga lebih banyak.  Barang yang dijual lengkap. Harganya murah-murah. Semakin malam, semakin ramai.

Aku biasa bermain di dekat air mancur, melihat gerakan air dari bawah ke atas. Sengaja mendekatkan tubuhku agar terkena percikan air. Hmm, rasanya segar saat mengenai kulit. Ibu selalu marah, jika aku terlalu lama bermain air. Bajuku basah, dan bisa membuat tubuhku menggigil kedinginan. Kalau sudah begini, Ibu mengajakku membeli mainan. Aku selalu suka dengan mainan bebek yang terbuat dari lilin dibungkus dengan kantong plastik dan diisi air berwarna merah atau hijau. Kemudian membeli bola bekel berwarna-warni dan melihat kembang api.  Membuatku jadi betah berlama-lama di sini.

“Cahya, temani adikmu bermain dulu. Ibu pergi sebentar, mencari Ayahmu.” Aku hanya mengangguk dan menuruti perintah Ibu.

Hampir setengah jam aku menunggu. Kedua adikku mulai lelah. Ia merengek minta pulang. Sementara Ibu, kulihat masih berdiri di pinggir jalan menanti Ayah. Sesekali ia memberhentikan supir angkot yang lewat menanyakan keberadaan Ayah. Kedua adikku semakin rewel. Aku tak bisa menenangkannya. Terpaksa kuajak mereka pergi menemui Ibu. 

“Belum ketemu Ayah, Bu!” perempuan muda itu menggeleng. 

“Tunggu ya, sebentar lagi Ayahmu pasti lewat.” Aku hanya mengangguk dan ikut menunggu. 

Mungkin ini yang menjadi alasan Mbak Anggun tak pernah mau ikut, jika diajak pergi ke taman prestasi. Bukannya gak mau bermain, ternyata menunggu itu menjemukan dan membosankan. Apalagi, jika yang ditunggu tak jelas batang hidungnya. Tapi disinilah aku menghabiskan akhir pekanku. Menunggu seseorang yang tak tahu kapan akan datang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun