Mohon tunggu...
Yusnawati
Yusnawati Mohon Tunggu... Penulis - Pengagum kata

Pengagum kata yang belajar merajut aksara.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Jadi Penulis Freelance, Asyik Gak Yah?

16 Juli 2020   23:58 Diperbarui: 17 Juli 2020   00:02 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Bermula dari rasa penasaran dengan job penulis freelance. Tiap ada info loker, pasti iseng daftar. Selain pengen tahu sistem kerjanya, juga penasaran berapa sih feenya. 

Ternyata feenya itu bervariatif, tergantung si penyedia jasa.  Ada yang memberikan harga yang pantas, ada juga yang sebaliknya. Yang bikin geleng kepala itu, penyedia konten tulisan yang bikin loker di grup sosmed. Yang daftar buanyak. Asli bikin penasaran. Akhirnya coba ikutan daftar. Tiap hari selalu ada topik berbeda yang dituliskan. Tergantung kesanggupan kita bisa menulis berapa. Jika sanggup menulis tiga artikel. Maka akan mendapatkan fee tiga kali lipat.

Untuk penulisan artikel, sebenarnya cukup mudah dibandingkan cerpen atau novel. Menurut saya. Karena gak harus menjelaskan detail tentang gambaran di sekitar. Yang membuat pembaca seolah bisa merasakan peristiwa yang terjadi. 

Ketika data yang dimiliki lengkap,  bisa langsung menuliskannya. Semakin banyak referensi bacaan, menulis artikel jadi semakin mudah. 

Untuk penulis artikel freelance juga ada tingkatannya ada yang 300 kata hingga 1000  kata. Sebagai newbie, coba menulis satu artikel dengan target 600 kata tentang smartphone murah. Awalnya sih aku pikir, penyedia jasa ini punya website trus butuh penulis freelance untuk webnya. 

Nah, kebetulah di grup ada link webyang dibagikan dan diminta untuk baca salah satu artikel. Aku terkejut, saat tak sengaja menemukan info di tentang layanan jasa penulis konten di web itu.

Oh, ternyata dia buka jasa penulis konten. Tarifnya lumayan ya, tapi fee para penulis kontennya dibayar dengan murah. Gak tanggung-tanggung separuh harga lebih. Wow kan. Langsung out baik-baik dari grup itu. Karena rasa penasaran sudah terjawab. Tapi, keluarnya setelah menerima fee receh. 

Eh, di balik bayaran yang murah, justru menemukan keasyikan menulis artikel, apalagi dengan topik berbeda setiap hari. Bagus untuk latihan, makin banyak cari referensi, nambah ilmu dan otomatis kecepatan menulis artikel juga terasah. 

Tetapi ada lebih asyik dengan bandingkan penulis artikel freelance. Jadi penulis film pendek untuk TV. Untuk sinopsis satu lembar saja feenya lumayan besar. Belum yang penulis skenario, lebih besar lagi. Tapi harus siap menuliskan skenario yang bisa mencapai 100 halaman atau lebih untuk satu judul film dengan durasi 90 menit. Kalau udah terbiasa, semua akan terasa ringan. 

Harus bikin treatmentnya dulu. Treatment yang biasa disebut sceneplot, plot point untuk memudahkan  membuat alur sebuah cerita. Di dalam treatment biasanya hanya sepenggal paragraf biasa atau mengutip sebuah dialog, udah bisa menggambarkan kejadian dan apa yang akan dikatakan si tokoh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun