Berita, baik di media elektronik maupun media cetak memberitakan sebuah peristiwa. Atau sebuah tulisan yang menggambarkan sebuah pendapat seorang penulis.
Dalam berita atau tulisan itu terkadang kita menemukan kata " banyak", "sedikit", "jauh", "dekat", "cepat", "lambat" dan sebagainya.Kita tidak sadar kalau informasi itu menyesatkan.
Satu contoh saja, mari kita mencoba melihat cerita tentang kendaraan.
Ketika sepeda baru diciptakan, manusia mulai menyadari bahwa kecepatan perjalanan kita menjadi bertambah cepat dibanding berjalan kaki. Tapi, mereka belum membutuhkan ukuran kecepatan itu.
Kemudian, lahirlah sepeda motor. Disana sudah mulai terdapat spedometer. Fungsinya, kita jadi bisa mengetahui kecepatan laju kendaraaan yang kita tumpangi itu.
Spedometer juga semakin berkembang, semula hanya menginformasikan tentang kecepatan, belakangan juga ditambah mengenai informasi putaran mesin ( rpm), posisi gigi, dan juga volume bahan bakar.
Dan bertambah lagi informasinya pada dashboard mobil. Selain informasi terdahulu, ada juga ukuran tentang suhu mesin, kondisi oli, dsb. Dan kita juga dapat memastikan informasi tersebut menjadi lebih kaya seperti misalnya yang terdapat di mobil balap F1, atau pada kapal selam, pesawat ulang-alik, dan sebagainya.
Jadi bayangkan bila kita mengendarai sebuah mobil tanpa informasi apapun di dashboard, atau tidak ada dashboard samasekali di mobil kita!
Kesimpulannya, jika kita sekarang mendengar, melihat atau membaca sebuah berita atau tulisan dengan istilah seperti "banyak" , "jauh" dsb seperti di atas, kita akan merasa kurang lengkap dan tentu saja harusnya merasa disesatkan. Kita harus mulai mencoba menginformasikan berita dan tulisan yang terukur!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H