Mohon tunggu...
Yusman Syah
Yusman Syah Mohon Tunggu... -

Menulis adalah berbicara, namun lebih hati-hati dan terstruktur

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kawin Paksa dan Kawin Pacaran, Enak-an Mana ?

19 Mei 2009   02:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   20:08 905
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jumat malam, 16 Mei 2009 lalu, Ada dua acara “Kawinan” yang paling menggemparkan seluruh jagad nusantara. Kedua acara kawinan ini sangat dinanti-nanti masyarakat Indonesia. Tidak mengherankan semua perhatian publik tersedot kedua acara kawinan ini. Namun ada dua hal yang sangat menarik dan sangat berbeda dari kedua pasangan pengantin ini. Berikut ini Perbedaannya:

Pasangan kawin berpacaran
Pasangan SBY-Boediono (Disingkat SBY Berbudi), adalah salah satu pasangan yang melangsungkan perkawinan waktu itu. SBY mengaku telah saling kenal 10 tahun yang lalu, serta menjalani “Masa Pacaran” yang cukup lama – 3 tahun – sebelum memutuskan untuk kawin, akan bekerjasama menjalankan pemerintahan.

Mereka sudah saling mengenal satu sama lain. Segala sifat, kerja keras, pemikiran, dan segenap kekurangan dan kelebihan sudah mereka kenal satu sama lain. Sepuluh tahun bukanlah masa yang singkat untuk saling mengenal dan 3 tahun bukanlah masa yang singkat dalam berpacaran. Rupanya SBY sudah benar-benar “cinta mati” dalam 3 tahun terakhir dan tidak mau kehilangan Boediono. Maka dilamarlah Boediono untuk membantu SBY dalam menjalankan tugas-tugas kenegaraan… tentu saja jika pasangan ini terpilih.

Jika di kemudian hari terjadi pertengkaran, mereka akan kembali meninjau komitmen yang telah dibuat sebelumnya untuk menghindari perceraian. Jika memang ada ketidak cocokan di kemudian hari, perceraian bisa saja terjadi. Karena memang ada satu hal yang sejak awal “dicintai” SBY, besar kemungkinan mereka langgeng hingga masa akhir jabatan mereka… tentu saja jika pasangan ini terpilih.

Menariknya, entah karena SBY ganteng… atau playboy, SBY punya banyak “Pacar”. Sebelum perkawinan berlangsung, Pacar-pacarnya pada ngambek lantaran "diputusin" begitu saja (emang kita pernah jadian……???, 'kan koalisi diteken setelah mendaftar di KPU). Sekedar menjaga harga diri, si pacar protes “kok aku gak diajak omong ? kalo ngomong sebelumnya kan enak… aku kan bisa dukung dan bantu. Aku pasti akan bahagia jika kamu bahagia”. Khas pacar yang (pura-pura) tegar saat ditinggal kawin.

Pasangan kawin paksa
Berselang 4 jam kemudian, perkawinan yang juga ditunggu-tunggu akhirnya berlangsung. Berbeda dengan perkawinan SBY Berbudi, perkawinan Megawati dan Prabowo (Disingkat Mega-Pro) tampak sangat tegang. Rasa kelelahan tak bisa disembunyikan dari wajah masing-masing calon. Megawati dan Prabowo tak henti-hentinya menyeka wajah mereka dengan tissue. Entah kenapa, dimata saya mereka tampak kurang bahagia, mungkin karena ini Kawin Paksa.

Kelelahan itu, akibat proses tawar-menawar yang cukup panjang dan melelahkan. Proses untuk meyakinkan masing-masing pasangan bahwa setelah pernikahan ini…. mereka akan menjalani rumah tangga yang bahagia. Mereka terpaksa menikah dan harus melupakan “pacar” mereka masing masing… karena tak punya bekal yang cukup untuk menjalankan perkawinan dengan pacar masing-masing. Kalau Megawati dan Prabowo gak mau kawin, maka mereka berdua akan jadi bujang tak laku selamanya karena tidak bisa ikut maju jadi calon presiden di Pilpres kali ini.

Entah, tak terbayangkan jika suatu saat terjadi pertengkaran diantara mereka. Dasar karena tak saling cinta… bisa jadi mereka akan memutuskan cerai. Bisa jadi Megawati akan mencerai Prabowo atau sebaliknya dan mencari pendamping baru yang dicintainya, sebab ini adalah kawin paksa dan kedua-duanya punya riwayat ingin jadi presiden.

Tapi kalau ternyata dalam mengarungi rumah tangga, timbul benih-benih cinta, seperti perkawinan yang dipertemukan orang tua sebagaimana orang-orang dulu, maka bisa jadi perkawinan mereka akan bertahan hingga akhir jabatan…….. tentu saja jika pasangan ini terpilih.

Pasangan kawin berpacaran kilat
Bagaimana penggambaran yang pas untuk proses perkawinan JK-Wiranto (Disingkat JK-Win) ?. Seperti gambaran seorang yang belum pernah pacaran tapi sudah kebelet kawin. Mau langsung kawin takut tidak saling cinta, mau pacaran dulu kelamaan. Makanya berlangsunglah perkawinan dengan masa taqarrub yang cukup singkat, alias pacaran kilat.

Sebenarnya JK-Win sudah saling kenal cukup lama. Mereka sama-sama dari Golkar dan pernah sama-sama menjabat sebagai menteri di era pemerintahan Megawati. Bahkan mereka pernah bersaing di Pilpres 2004, dimana Wiranto saat itu menggandeng Salahuddin Wahid dan JK digandeng SBY. Mereka dulu pernah saling tidak mencintai karena Golkar lebih mendukung Wiranto-Wahid, sementara JK “dibiarkan” digandeng SBY. Karena SBY-JK menang dan berkuasa, maka Golkar yang spesialis di bidang pemrintahan (baca: kekuasaan) lebih memilih JK sebagai ketua umum ketimbang Wiranto, sehingga pada tahun 2006 Wiranto dan segenap rombongan sakit hati Golkarnya mendirikan partai Hati Nurani Rakyat (Hanura).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun