Mohon tunggu...
Yusmadi Andrie
Yusmadi Andrie Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Traveler, Photographer, and Volunteer.

Penyuka travelling dan fotografi serta volunteering.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Musim Hujan Tiba, Berkah atau Ancaman?

22 Januari 2019   16:20 Diperbarui: 23 Januari 2019   11:21 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang bapak menanam padi (dokpri)

Selanjutnya, bijak dalam membangun. Fenomena pembangunan di daerah perkotaan adalah mengesampingkan keseimbangan lingkungan. Daerah resapan air diubah jadi hutan beton dan aspal. Inilah awal dari permasalahan yang sering dihadapi oleh masyarakat perkotaan ketika musim hujan datang. 

Salah satu pencegahaannya dengan menerapkan model pembangunan berkelanjutan yang ramah lingkungan. Salah satunya menampung air hujan pada saat musim hujan pada bak penampungan dan menyalurkannya ke dalam sumur resapan. 

Selain sebagai penampung air hujan, sumur resapan juga berfungsi sebagai sarana menjaga ketersediaan air tanah. Sehingga ketika musim kemarau tiba, cadangan air tanah masih memadai.

Yang terakhir, mengolah dan mengelola sampah. Banyaknya volume sampah adalah permasalahan global. Dan salah satu sumber bencana bagi manusia dan lingkungan. Dibutuhkan kesadaran kita masing-masing untuk bijak menyikapinya. 

Terapkan pola reuse (menggunakan kembali), reduce (mengurangi penggunaan penyebab sampah), dan recycle ( daur ulang), atau kita lebih mengenalnya dengan istilah 3R. 

3R adalah metode sederhana yang perlu kita terapkan, galakkan, dan biasakan. Agar volume sampah tidak bertambah, bahkan berkurang, agar tidak menjadi beban bagi lingkunga. Untuk tahap lanjutan, kita dapat mengubah sampah menjadi bernilai. Yaitu mengubahnya menjadi energi terbarukan, membuat paving blok dari sampah plastik, hingga menjadikan sampah plastik sebagai campuran aspal.

Bijak Adalah Kuncinya.

Sebagian bencana lingkungan yang terjadi adalah andil kita sendiri. Kita terlalu memaksakan kehendak kita kepada alam. Keserakahan memaksa kita untuk mengeksplorasi dan mengeksploitasi alam demi kepentigan materi dan perut. Kita tidak ingin memahami beban yang ditanggung oleh alam akibat ulah kita.

Selama alam bisa memenuhi kebutuhan dan keinginan, maka kita akan terus menggenjot alam sampai batas akhirnya. Dan keserakahan itu pada akhirnya akan berdampak pada diri kita dalam bentuk bencana. Untuk meredam semua itu dibutuhkan sikap bijak kita sebagai makhluk yang memiliki akal sehat. Kemudian dari sikap bijak yang kita tunjukkan akan muncul tindakan pencegahan agar terhindar dari bencana.

Tik tik tik! Hujan turun dalam selokan
Tempatnya itik berenang-renang
Bersenda gurau menyela-nyelam
Karena hujan, bersenang-senang

Agar lirik Tik Tik Tik! Bunyi Hujan karya Ibu Sud tersebut dapat kita nikmati. Bukan hanya lewat nyanyian tapi lewat pandangan mata kita.

Penulis aktif di twitter dengan akun @yusmadi_andrie dan di instagram dengan akun @yusmadiandrie.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun