"Sudah Siap mi berangkat? Wah sudah rapi ternyata, yaudah yuk berangkat. Kamu bonceng saya lagi yah!" ajaknya dan kami berangkat memulai penjelajahan di subuh hari itu.
Kembali kami menyusuri Jalan Tilanga, menikmati tanjakan dan turunan serta liukan jalan. Sebelum mencapai OB Kolam Tilanga, kami berbelok kekiri ke arah utara dan masuk lorong.
Dan sekali lagi menyusuri hutan rakyat dan jalan menanjak terjal nan berbatu. Tepat pukul 5 pagi kami sampai di ujung jalan dan memarkirkan motor.
"Selanjutnya kita jalan keatas, dan nyalakan senter. Pascal, kamu didepan!" Seru Citra pad kami.
"Oke, perhatikan jalan ya! Lets Go!" Perintah Pascal. Sepanjang jalan, rasa penasaran semakin membuncah. Ini mau kemana lagi? Subuh-subuh pula? Daripada penasaran, mending mengikuti kemana mereka pergi.
Jalan yang kami lalui yaitu jalan berbatu dan disamping kanan jalan terdapat hutan pinus yang rimbun. Kemudain disamping kiri jalan terdapat gundukan dan dinding batu. Hari mulai beranjak terang dan setelah 15 mnit berjalan kaki kami sampai ke sebuah lembah dengan 3 gazebo.
"Disana mi simpan barang!" Tunjuk Curly ke salah satu gazebo. Di depan kami terdapat dinding bantu sangat tinggi. Ketika berbalik ke arah barat. Dan, wow awesome view. Dengan perasaan takjub, sambil terduduk, terhampar pemandangan indah dengan beberapa gumpalan awan. Berlatar bukit hijau di kejauhan yang ditumbuhi pinus, dan lansekap rumah warga Sarira. Sungguh kejutan di pagi itu.
"Kamu capek? Atau takjub? Ini surprise buat kamu, kan hari ini kamu harus pulang ke rumah kamu dan memulai lagi rutinitasmu. Pagi ini kami sengaja membawa kamu ke Buntu Sarira, walaupun Cuma di lembahnya." Ucap Citra.
"Untuk sampai puncak butuh 2 jam pendakian dan membutuhkan peralatan memadai sebagai safety agar agar sampai puncak," tambah Pascal.
"Welcome to Buntu Sarira. Marira jo Sarira!" Teriak Curly dan Citra berbarengan.
Benar, ini sebuah kejutan yang luar biasa. Melihat gumpalan awan dari ketinggian, berlatar bukit hijau di kejauhan serta hamparan sawah. Sungguh keindahan tak ternilai yang dihadirkan Tuhan di pagi itu. Tak menyangka Sarira menyembunyikan keindahan dibalik hutan pinus di ketinggian. Sebuah lokasi yang tepat untuk menikmati gumpalan awan di pagi hari. Ah, Buntu Sarira sungguh indah dan elok dirimu.