Mohon tunggu...
Yusma Alan Firmanda
Yusma Alan Firmanda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Jember

Jurusan Hubungan Internasional

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bahaya Eksploitasi Tenaga Kerja Anak di India

19 Maret 2023   23:21 Diperbarui: 19 Maret 2023   23:36 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

India telah memiliki track record yang panjang dalam isu eksploitasi tenaga kerja anak-anak. Dalam beberapa dekade terakhir berbagai upaya telah pemerintah India lakukan untuk menangani isu tersebut. Namun sayangnya jutaan anak di India masih menjadi korban eksploitasi tenaga kerja.

Menurut laporan dari Organisasi Buruh Internasional (ILO) terdapat sekitar 10,1 juta anak di India yang bekerja. Eksploitasi tenaga kerja anak sampai saat ini masih menjadi masalah serius di India. Eksploitasi tenaga kerja anak dapat didefinisikan sebagai penggunaan tenaga kerja anak-anak di bawah umur yang telah ditentukan oleh hukum untuk pekerjaan yang merugikan kesehatan, pendidikan, atau perkembangan mereka. Anak-anak tersebut banyak bekerja di sektor-sektor pertanian, tambang, pabrik, dan juga industri seks.

Faktor utama masih terjadinya eksploitasi tenaga kerja anak di India adalah kemiskinan. Kebanyakan anak-anak tersebut berasal dari keluarga miskin yang sangat membutuhkan penghasilan tambahan dan memaksa anak-anak itu untuk bekerja mencari uang. Selain itu, kurangnya akses anak-anak ke pendidikan dan pelatihan memaksa mereka untuk bekerja.

Eksploitasi tenaga kerja anak sangat merugikan mereka, baik secara mental maupun fisik. Anak-anak yang bekerja di sektor tambang atau pertanian seringkali menghadapi resiko atau kondisi yang berbahaya dan bisa membuat mereka terkena penyakit ataupun cedera. Anak-anak yang bekerja di pabrik atau industri lain juga sangat mungkin mengalami kelelahan, stres, atau cedera karena bekerja terus menerus. Contoh kasus yang pernah terjadi adalah eksploitasi anak di pabrik kapas pada tahun 2016 lalu. Berdasarkan laporan yang diterbitkan oleh Pusat Penelitian dan Dokumentasi Anak-Anak (CRY), menyatakan bahwa sebanyak 12.000 anak-anak di India bekerja di sektor kapas, dan sebagian besar dari mereka dipaksa bekerja 12 jam sehari dan dibayar sangat sedikit.

Selain resiko fisik di atas, eksploitasi juga dapat merugikan perkembangan anak-anak tersebut. Anak-anak yang bekerja di bawah umur tidak akan mendapat akses pendidikan karena mereka fokus untuk mencari uang. Mereka terancam kehilangan kesempatan untuk berkembang secara sosial dan emosional. Hal tersebut akan berdampak kepada kesehatan mental mereka di kemudian hari.

Meskipun pemerintah India telah banyak mengambil tindakan untuk melindungi anak-anak itu dari eksploitasi tenaga kerja, akan tetapi masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Beberapa program untuk membantu keluarga miskin, seperti Program Pangan Nasional dan Program Jaminan Pekerja (MGNREGA) yang memberikan pekerjaan sementara kepada keluarga miskin. Program-program tersebut memang berhasil membantu mengurangi jumlah anak yang di eksploitasi, tapi masih banyak-anak lain yang belum tersentuh perlindungan tersebut.

Sumber Ilustrasi : PEXELS/Sadman Chowdhury
Sumber Ilustrasi : PEXELS/Sadman Chowdhury

Untuk memerangi eksploitasi tenaga kerja anak, pemerintah India juga harus melakukan lebih banyak upaya dalam beberapa hal :

  1. Pemerintah perlu meningkatkan akses pendidikan bagi anak-anak yang kurang mampu dan memastikan bahwa mereka memiliki akses ke sekolah yang layak.
  2. Pemerintah perlu meningkatkan akses kesehatan kepada masyarakat miskin. Sebagian anak-anak yang memilih bekerja disebabkan karena keluarga mereka tidak mampu bekerja karena sakit, sehingga peningkatan akses kesehatan juga harus dilakukan.
  3. Pemerintah perlu memberikan solusi tentang diskriminasi kasta yang terjadi. Banyak anak-anak yang bekerja berasal dari kasta yang rendah dan juga mereka mengalami diskriminasi di sekolah yang membuat mereka memilih bekerja daripada mengenyam pendidikan.
  4. Pemerintah perlu meningkatkan regulasi hukum untuk mencegah perusahaan-perusahaan mempekerjakan anak-anak dibawah umur. Lemahnya regulasi pemerintah India membuat masih banyak perusahaan yang melakukan eksploitasi tenaga kerja anak.
  5. Pemerintah perlu memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai bahaya dari eksploitasi tenaga kerja anak di bawah umur.
  6. Pemerintah perlu bekerjasama dengan organisasi-organisasi internasional seperti ILO untuk memerangi eksploitasi tenaga kerja anak. ILO dapat memberikan dukungan teknis dan keuangan untuk program-program pemerintah dan LSM yang bertujuan untuk melindungi anak-anak dari eksploitasi tenaga kerja.

Di akhir tulisan ini, kita perlu memahami bahwa eksploitasi tenaga kerja anak bukanlah masalah yang mudah dipecahkan dan memerlukan kerjasama dari semua pihak. Pemerintah, perusahaan, masyarakat, dan organisasi internasional harus bersatu untuk memastikan bahwa anak-anak mendapat perlindungan yang layak. Hal tersebut dilakukan agar mereka bisa tumbuh dan berkembang dengan baik tanpa harus menghadapi tekanan pekerjaan. Dengan mengambil tindakan yang tepat dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan, kita dapat mencapai tujuan yang tepat dan memberikan masa depan yang lebih cerah bagi anak-anak tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun