Ehhhh, Kenapa ya disetiap Corettan Mengenai hal yang beriringan dengan pahit nya buah mengkudu, selalu terikat dengan waktu?
Putih kemilau jiwa tak tahan godaan marwah, ingatan pahit tertuang dalam pelapis rubik Yang tak pernah sejajar dengan logika duniawi.
Pantat hitam, saksi akan manfaat tergiur nya fungsi menjari jari, lembar demi lembar digunakan dengan terngiungnya lalat yang sedang ber produksi, alam adalah tempatmu untuk kembali, dan dari Sanalah keceriaan, pengetahuan, kebodohan, kecerobohan, kesalahan, dan keabsahan terjadi.
Satukan dinding kasmaran menyuruput dalam setiap goresan,
Putih bukan bersih hanya belum terisi, Negatif atau positif itu bukanlah pilihan melainkan belalai terbang yang mengangkang dalam sebuah tekad berisi tujuan.
Lautan hitam hanyalah tampak nyata di depan pupil Yang tidak bisa berbohong menghadapi kenyataan, tetapi tangan yang menggenggam erat sebuah batang adalah tekat seorang berdikari dalam mimpinya,
terimakasih kertas, banyak kenangan yang kita tulis di atasmu, dan kau tak mengharap lebih dari hanya sebuah tatapan ilusi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H