Pandemi Corona yang terjadi akhir-akhir ini membuat sektor ekonomi di seluruh dunia mengalami resesi besar-besaran.
“Pergolakan ekonomi yang terjadi melebihi krisis ekonomi global yang terjadi satu dekade lalu.” Laporan International Monetary Fund dikutip dari USNews.com
Banyak negara-negara yang terdampak Virus Corona, salah satunya Indonesia. Seperti yang kita ketahui, pusat pemerintahan maupun pusat bisnis berada di DKI Jakarta, segala hal berkembang pesat di Jakarta sehingga mobilitas masyarakat yang tinggal di sana semakin hari kian tinggi.
Maka tak heran, hiruk pikuk dan suasana riuhnya Kota Jakarta merupakan makanan sehari-hari bagi masyarakat yang tinggal di sana. Akan tetapi, hadirnya Pandemi Corona membuat segalanya seakan berubah dalam sekejab. Jika diibaratkan, segala rutinitas masyarakat di kota metropolitan yang tadinya berjalan normal, tiba-tiba menjadi merangkak bahkan beberapa menjadi lumpuh karena pandemi ini.
Perubahan ini terjadi salah satunya karena berkurangnya aktivitas manusia di luar rumah. Masyarakat Indonesia, terutama mereka yang tinggal di daerah Episentrum seperti DKI Jakarta, secara drastis mengurangi aktivitas di luar rumah. Aktivitas yang dilakukan hanya yang sifatnya essensial seperti membeli bahan-bahan pokok untuk kebutuhan sehari-hari dan sejenisnya. Hal ini dilakukan oleh masyarakat berbagai negara di dunia sebagai upaya agar terhindar dari paparan Virus Covid-19.
Pengurangan aktivitas ini sejalan dengan aturan-aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk membatasi berkegiatan di luar rumah. Mulai dari kebijakan sosial distancing, work from home, hingga Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang ditetapkan beberapa saat lalu di Ibukota.
Namun di samping itu, baik secara global maupun lokal, adanya pandemi ini rupanya juga memberi dampak yang cukup signifikan bagi lingkungan, ke arah yang lebih baik.
Berikut perubahan-perubahan yang terjadi akibat pandemi jika dilihat dari aspek lingkungan dan sosial[a1] .
- Lapisan ozon mengalami perbaikan.
Seperti yang kita tahu bahwa global warming yang terjadi menyebabkan meningkatkanya pelepasan gas emisi ke atmosfer. Gas tersebut berasal dari akrivitas industri dan aktivitas rumah tangga.
Pandemi ini membuat aktivitas bidang industri menurun secara drastis, sehigga gas emisi yang biasanya dilepaskan industri berkurang. Berkurangnya gas emisi membuat lubang-lubang lapisan ozon akibat pemasanasan bumi mengalami pemulihan dan tertutup kembali.
2. Polusi berkurang, Kualitas udara meningkat
Di beberapa negara, Orang-orang banyak beraktivitas di dalam rumah sehingga penggunaan kendaraan bermotor serta kendaraan umum juga berkurang. Tak banyak produksi asap kendaraan bermotor membuat polusi berkurang dan kualitas udara menjadi lebih baik.
Di Indonesia, fenomena ini bisa kita lihat dari keadaan langit Jakarta yang akhir-akhir ini nampak ebih cerah dari biasanya. Berkurangnya aktivitas di jalanan jakarta juga mengurangi tingkat polusi suara.
3.Iklim menjadi lebih baik
4. Jumlah sampah berkurang
Sejak Pandemi Covid-19, jumlah sampah yang dihasilkan masyarakat di beberapa kota alami penyusutan. Bisa jadi karena saat ini orang-orang lebih banyak beraktivitas di rumah sehingga sampah dari indusrti atau perkantoran menyusut drastis.
“Terjadinya penurunan tonase atau berat sampah sebesar rata-rata 620 ton per hari. Penurunan ini jika dibandingkan dengan data rata-rata harian periode 1-15 Maret 2020 sebelum penerapan WFH dengan rata-rata tonase sampah 16-31 Maret 2020 setelah penerapan WFH.” ungkap Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Andono Warih. (dikutip dari website Dinas Lingkungan Hidup Prov. DKI Jakarta)
Di bidang kehidupan sosial masyarakat, beberapa perubahan yang terlihat ialah
- Jiwa sosial masyarakat mengalami peningkatan
Pandemi membuat perekonomian anjlok. Rakyat kecil yang biasanya mencari uang di jalanan menjadi kehilangan pendapatan. Hal ini menggerakkan hati masyarakat untuk membantu sekitarnya yang membutuhkan.
Di social media, banyak sekali para influencer yang mengajak para followernya untuk berdonasi untuk para masyarakat kecil yang membutuhkan. Selain itu, mereka juga menggalang dana ntuk membantu para tenaga Kesehatan yang menjadi garda terdepan dalam melawan virus Covid-19 ini. Salah satunya Rachelvennya, ia turut menggalang dana melalui platform kitabisa.com.
Dilansir dari kita bisa.com dana yang terkumpul sejak 16 Maret lalu hingga hari ini sudah mencapai Rp9 Milyar lebih dan akan terus bertambah. Dana tersebut akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan APD pada tenaga Kesehatan dan membantu para pekerja informal yang kehilangan pendapatan akibat pandemi ini. Tak hanya Kalangan public figure saja, namun banyak orang di berbagai kalangan dan lapisan yang bahu membahu membantu orang orang di sekitarnya.
2. Gotong-royong antar masyarakat meningkatMasyarakat hidup lebih bersih dan sehat
Selama pandemi, gotong royong di kampung-kampung untuk mencegah penyebaran virus ramai dilakukan. Seperti yang dilakukan di desa Sutopadan, Kasihan Bantul.
Para pemuda dan Bapak-bapak di Dusun Sutopadan ini melakukan penjagaan di pintu masuk menuju desa dengan mendirikan posko. Mereka memberhentikan setiap orang yang melintasi posko tersebut dan menyemproti mereka dengan hand sanitizer dan mewajibkan setiap orang yang melitas mengenakan masker
“Kami lakukan untuk menjaga agar warga desa terhindar dari virus Covid-19. Semua warga punya kesadaran untuk berjaga di sini” ucap Ipung dan Budi, warga yang sedang berjaga.
“Kita masyarakat diawasi ketat, harus pakai masker, kalo tidak pakai tidak diijinkan melewati desa, nanti disemprot dengan hand sanitizer sama warga yang bertugas. ” ucap Sulastri salah satu warga yang melintasi jalan menuju desa tersebut.
Adanya kegiatan seperti ini tentu dapat meningkatkan gotong royong dan kekeluargaan di daerah setempat yang melaksanakannya.
3. Masyarakat hidup lebih bersih dan sehat
Semenjak pandemi, orang-orang jadi punya kesadaran lebih untuk menjaga kebersihannya. Budaya cuci tangan dengan bersih kembali digaungkan san dilaksanakan oleh orang-orang untuk menjaga kebersihan.
Selain itu, etika bersin dan batuk dengan menutupi mulut dengan siku agar tidak menulari orang lain jadi lebih diperhatikan kembali. pola makan dan pola tidur juga menjadi perhatian.
Makan makanan bergizi dan tidur cukup mulai dilakukan masyarakat agar memiliki daya tahan tubuh yang baik. Masyarakat saat ini jadi lebih memperhatikan sekitarnya dan saling mengingatkan untuk menjaga Kesehatan dan kebersihan lingkungan.
Bagaimana setelah pandemi berakhir?